ACEH, KabarKampus – Sebanyak 10 mahasiswa Unsyiah diskorsing pihak rektorat selama satu semester. Mereka mendapatkan skorsing tersebut karena dianggap telah melanggar aturan kampus, yaitu menggelar kegiatan bersama mahasiswa baru tanpa izin rektorat pada tanggal 5 – 6 September 2015 lalu.
Mahasiswa yang diskorsing merupakan ketua himpunan dan ketua panitia pelaksana dari sejumlah Prodi. Diantaranya adalah di FISIP yang terdiri dari empat prodi, yaitu Ilmu Komunikasi, Sosiologi, Politik, dan Pemerintahan.
“Benar, bahwa ada beberapa mahasiswa Unsyiah yang diskors. Mereka terkena sanksi tersebut karena tidak mengindahkan surat edaran rektorat terkait pelarangan mengadakan acara di luar kampus bersama dengan mahasiswa baru,” kata Ilham Maulana, Kepala Hubungan Masyarakat (Humas) Unsyiah, seperti dilansir Portalsatu.com, Rabu, (07/10/2015).
Ilham mengatakan, surat skorsing tersebut telah ditandatangani oleh Rektor Unsyiah, Samsul Rizal. “Ya, sudah ditandatangi dan bagaimana proses selanjutnya rektor yang lebih berhak menjawab karena untuk saat ini mereka sudah diskors,” kata Ilham.
Sementara itu, Putra Riski Youlan Radianto, Ketua BEM Fisip Unsyiah menganggap keputusan skorsing tersebut adalah tindakan yang tidak tepat. Karena ospek merupakan selalu dilakukan setiap tahun. “Tujuannya untuk silaturahmi dengan alumni yang sudah lulus dari kampus dan tidak ada tindakan perpeloncoan kata Radianto,” seperti yang dilansir dari detak-unsyiah.com Minggu, 4 Oktober 2015.
Anto menyayangkan kebijakan yang dilakukan rektorat dan dekanat, karena sepengetahuannya Ospek tidak hanya dilakukan oleh FISIP saja.
Surat skorsing tersebut dikeluarkan Rektorat Unsyiah pada tanggal 8 September 2015. Skorsing tersebut mengacu pada surat edaran rektor nomor: 2670/UN11/KM2015 pada tanggal 10 Juni 2015.[]
