More

    Suara Anak Berbagi Nada, Rasa dan Kata Jadi Oase Musik Indonesia

    Suara Anak Jendela Ide menyanyikan lagu yang diciptakan sendiri dalam acara pembukaan pameran karya lomba gambar kartu pos My Everyday Hero di Graha Pos, Selasa (08/12/2015). Foto : Huyogo Simbolon / Beritagar
    Suara Anak Jendela Ide menyanyikan lagu yang diciptakan sendiri dalam acara pembukaan pameran karya lomba gambar kartu pos My Everyday Hero di Graha Pos, Selasa (08/12/2015). Foto : Huyogo Simbolon / Beritagar

    BANDUNG, KabarKampus – Kampanye atau pendidikan anti korupsi bisa dilakukan lewat berbagai bentuk. Salah satunya adalah lewat musik.

    Hal ini digagas oleh lembaga budaya anak dan remaja Jendela Ide lewat program Suara Anak. Program ini menjadi rangkaian kegiatan peringatan Hari Anti Korupsi Internasional 2015 yang diselenggarakan di Bandung.

    Program Suara Anak digelar melalui model workshop. Anak-anak sebagai peserta difasilitasi mulai dari pembuatan lirik dan melody hingga lagu tersebut jadi.

    - Advertisement -

    Kegiatan workshop ini dilaksanakan kurang lebih satu setengan bulan didasari oleh 9+ 1 nilai integritas KPK. Peserta workshop terdiri dari 25 anak usia 5 hingga 13 tahun.

    Adapun pengisi workshop diantaranya dari berbagai komunitas di Bandung yaitu: Jendela Ide, Kompan, Parental, Home Scholing, Rumah Bintang dengan fasilitator Sarita dan Doly H dari grup Teman Sebangku, Yudha dari Nada Fiksi, Baya dari Mr. Sonjaya dan Arum dari Tetangga Pak Gesang, dimana mereka dikenal sebagai pemusik Indie, dengan music directoor Djaelani pengajar jurusan musik Unpas.

    Workshop ini berhasil menciptakan empat karya lagu anak-anak yaitu : “Pergi Ke Sekolah”, “Pergi Ke Gunung”, “Pengembala Domba” dan “Udara”. Keempat lagu ini setelah diaransemen menjadi 2 suara akan dinyanyikan oleh paduan suara SD Santa Melania Bandung, yang telah berpengalaman dan mendapat berbagai penghargaan. Dibawah pimpinan Ibu Ritha dan Ibu Sri paduan suara  tersebut menjadi bagian dari suara anak dalam memeringati hari anti korupsi internasional.

    Keempat lagu ini menjadi oase lagu-lagu saat ini. Karena saat ini telinga anak-anak dibombardir dengan lagu-lagu yang tidak sesuai dengan tingkat perkembangan jiwa mereka. Dari televisi, radio, atau bahkan dari dalam ponsel mereka sendiri.

    Selain itu ruang dengar juga penuh sesak dengan lantunan cengeng dan dangkal tentang cinta, asmara, atau kegalauan hati, dengan nada dan musik yang itu-itu saja. Tak heran, jarang terdengar anak-anak bersenandung dalam kesehariaan mereka tentang keindahan alam, permainan anak-anak, tentang guru, teman sepermainan, atau tentang dunianya.

    Keempat lagu bisa didengar di : https://soundcloud.com/user-632454835

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here