JAKARTA, KabarKampus – Serikat Pemuda Mahasiswa Nusantara (SPMN) mengingatkan kepada kaum buruh agar tidak merayakan mayday sebagai seremonial belaka. Mereka menilai seharusnya may day dimanfaatkan buruh untuk menuntut perbaikan kondisi kerja.
“Dalam sejarahnya,mayday adalah hari yang memperingati perjuangan kaum buruh sedunia yang menuntut perbaikan kondisi kerja. Karenanya, mayday haruslah menjadi momentum yang dimanfaatkan kaum buruh untuk bersatu dan melanjutkan perjuangan itu,” kata Verly Montung, Koordinator Nasional SPMN, Rabu, (27/04/2016).
Verly melihat kondisi buruh hari ini, masih terjadi praktik upah murah, sistem kerja kontrak/outsourcing, pemberangusan serikat/union busting. Hal tersebut seharusnya menampar kaum buruh, karena masih dalam bayang-bayang ketertindasan
“Buruh harus tetap berjuang, jangan berhenti melawan penindasan dalam bentuk apapun!” Sambung Verly.
Begitu juga dengan masalah jaminan kesehatan bagi pekerja. Menurut Verly, BPJS Ketenagakerjaan bukanlah jaminan kesehatan,melainkan asuransi kesehatan, melainkan bukti pemerintah lepas tangan dalam memberikan jaminan kesehatan kepada kaum buruh.
Selain itu kata Verly, peringatan mayday tahun ini juga harus menjadi ajang konsolidasi bagi gerakan rakyat untuk bersatu berhadap-hadapan dengan sistem kapitalisme Tidak hanya buruh, namun seluruh sektor massa rakyat pekerja wajib untuk ikut berjuang melawan penindasan.
“Pada mayday kali ini SPMN ikut bergabung dalam barisan buruh melakukan aksi untuk memperjuangkan nasib kaum buruh di Indonesia. SPMN ikut bersolidaritas, dengan ikut bergabung dengan massa buruh tanggal 1 Mei ini setidaknya di empat wilayah, Jakarta, Semarang, Makassar dan Luwu Timur” tutupnya.[]