SURABAYA, KabarKampus – Mahasiswa Insititut Teknologi Sepuluh November (ITS) antusias melihat fenomena “Supermoon” di Lantai Empat Jurusan Fisika FMIPA ITS, Senin, (14/11/2016). Dalam melihat fenomena langka 18 tahun sekali tersebut, mereka menggunakan teropong teleskop yang disediakan oleh Unit Kegiatan Mahasiswa ITS Astronomy Club (UKM IAC).
Para mahasiswa ini berkumpul berkumpul untuk melakukan observasi fenomena Supermoon sejak pukul 17.30 WIB. Mereka melakukan observasi melalui dua teropong dengan perbesaran 20 – 200 kali.
Diky Anggoro M Si, salah satu Dosen Fisika FMIPA ITS, observasi ini bertujuan untuk melihat morfologi Supermoon. Supermoon atau Bulan Super merupakan kedaan bulan dengan ukuran yang lebih besar dari bulan biasanya.
“Keunikan dari Supermoon adalah ukurannya 15 persen lebih besar dari bulan purnama biasanya,” terang Diky.
Ia menjelaskan perpendaran cahaya Supermoon sekitar 30 persen lebih terang dibanding bulan purnama biasa. Supermoon juga dapat dinikmati 13 bulan sekali. Tercatat pada 2016, terdapat tiga kali fenomena bulan super, yakni terjadi pada Bulan Oktober, November, dan Desember. Namun kali ini beruntung karena dapat melihat fenomena Supermoon dengan jarak datang terdekat hanya 18 tahun sekali.
“Kita bisa melihat Supermoon ini lagi sekitar tahun 2034. Untuk jaraknya, karena saya orang fisika, jaraknya mengikuti hukum kepler,” lanjutnya.
Keindahan Supermoon tersebut ternyata memliki efek. Di antaranya pada air pasang laut dan gravitasi bumi yang naik sekitar sembilan persen. Walaupun sempat tertutup awan mendung, namun observasi Supermoon tetap berjalan hingga awan yang menutupi semakin memudar dan tidak menghalangi lintasan bulan.
“Alhamdulillah kita bisa melihat Supermoon yang indah ini,” pungkasnya seraya bersyukur.[]
