More

    ITB Kirim Pengolah Air Bersih Kapasitas 18000 Liter Per Jam Ke Lombok

    IPA mobile saat diuji coba di kampus ITB Bandung. Dok. ITB

    BANDUNG, KabarKampus –  Institut Teknologi Bandung (ITB) mengirimkan alat Instalasi Pengolahan Air (IPA) Mobile ke Lombok, Nusa Tenggara Barat (ITB). Instalasi air ini ditujukan untuk membantu korban bencana yang mengalami sesulitan air bersih.

    IPA mobile dirancang bersama oleh tim dari Teknik Lingkungan, Teknik Mesin, Teknik Sipil dan Teknik Penerbangan. Alat ini mempunyai kemampuan memproduksi air bersih dengan kapasitas 5 liter per detik atau 18 ribu liter per jam.
    Air bersih yang dihasilkan, mampu memenuhi kebutuhan air minum, MCK untuk 500 kepala keluarga atau setara dengan 2 ribu orang dalam keadaan normal. Jika dalam keadaan darurat atau bencana, bisa untuk memenuhi 4 ribu-5 ribu orang.
    “IPA mobile 5 liter per detik ini dirancang untuk kebutuhan penduduk yang belum memperoleh layanan PDAM, dengan sumber air baku sungai, danau, situ, atau embung,” kata Dr. Ir Bagus Budiwantoro., dari Kelompok Keahlian Perancangan Mesin Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara ITB.
    Menurutnya, IPA Mobile ini mampu mengolah air baku, yakni air tawar, air danau, air sungai dan lain sebagainya sesuai dengan peraturan PPRI no 82 Tahun 2001. Air hasil olahannya adalah air minum sesuai dengan Permenkes RI No 492/Menkes/SK/IV/2010.
    Namun, kata Bagus, olahan air ini tetap harus dimasak. Itu karena akan disalurkan melalui mobil tanki, jerigen atau peralatan lainnya yang tidak dijamin higienis.
    Pengiriman alat tersebut dilakukan sejak, Jumat, (17/08/2018). Pengiriman dilakukan dengan truk melalui Tanjung Priok. Rencananya truk akan tiba di Lombok pada Rabu (22/8/2018).
    IPA Mobile sesuai dengan namanya dapat berpindah-pindah tempat dan dirancang untuk daerah kesulitan air dan darurat. Rencananya IPA mobile akan ditempatkan di saluran irigasi hulu sungai di Kabupaten Lombok Utara karena merupakan lokasi kerusakan terparah akibat gempa.
    Selain itu, alat tersebut akan tetap berada di Lombok sampai dicabut statut tanggap darurat oleh pemerintah. Dia berharap alat tersebut bisa dimanfaatkan oleh masyarakat Lombok untuk kebutuhan air bersih.
    “Semoga alat tersebut bermanfaat berkah dan menjadi ladang amal untuk kita semua khususnya civitas akademika ITB,” pungkasnya.[]
    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here