More

    Andi Arief, Dari Penggerak Reformasi Hingga Mendekam di Balik Jeruji

    Penulis : Jipo Hari

    Sejak siang tadi, Senin 04/03/2019, penangkapan Andi Arief, Wasekjen Partai Demokrat menjadi peristiwa yang hangat dibicarakan di berbagai lini media masa. Peristiwa penangkapan terjadi di Hotel Peninsula, Jakarta, pada hari Minggu malam kemarin, (03/03/2019).

    Andi Arif. Sumber. FB Andi Arif

    Dari keterangan polisi, Andi Arief ditangkap karena diduga menjadi pemakai narkoba jenis sabu-sabu. Saat ini yang bersangkutan berikut barang bukti telah diamankan di Polda Metro Jaya.

    - Advertisement -

    Di jagad maya, peristiwa penangkapan ini tak kalah ramai dibicarakan. Respon netizen tampak sangat tinggi dan cenderung panas karena sosok Andi Arief tak bisa dipisahkan dari sikap politiknya yang selama ini kerap mengkritisi pemerintah.

    Komentar netizen, terutama pendukung Presiden Joko Widodo, membanjiri hampir semua kolom komentar media daring dan media sosial populer. Setidaknya topik penangkapan Andi Arief masih menjadi trending topik nomor 1 di Twitter dan menjadi rangkaian berita yang paling banyak dikomentari di detik.com dan situs berita lain.

    Tak bisa dipungkiri, penangkapan atas dirinya karena kasus narkoba ini menambah catatan kontroversi yang pernah dilakukan Andi Arief sebagai politikus. Namun,  bagaimana sesungguhnya perjalanan karir politik Andi Arief hingga menjadi sekontroversial saat ini?

    Berikut sekelumit sepak terjang Andi Arief sebagai politikus yang disarikan oleh Tim Kabar Kampus dari berbagai sumber.

    Deklarasi Partai Rakyat Demokratik. Dok. prd.or.id

    Salah Satu Mahasiswa yang diculik saat Reformasi

    Sebagai aktivis pro-demokrasi, Andi Arief menemukan momentum politiknya saat aktif di organisasi Solidaritas Mahasiswa Indonesia untuk Demokrasi (SMID), salah satu organisasi yang berafiliasi dengan Partai Rakyat Demokratik (PRD) pada tahun 1990-an. Akibat kegiatan aktivismenya yang dianggap mengancam Orde Baru, Andi Arief kemudian menjadi salah satu korban penculikan aktivis pada tahun 1998. Setelah beberapa lama hilang, dia kemudian dilepaskan kembali bersama belasan aktivis lain, termasuk diantaranya Nezar Patria, Desmond J Mahesa, Pius Lustrilanang.

    Diangkat Menjadi Komisaris BUMN sampai Stafsus Presiden

    Paska menjadi korban penculikan, nama Andi Arief sempat cukup lama tidak terdengar hingga terdengar kembali saat pemilu tahun 2004. Saat itu Andi bergabung dengan Partai Demokrat dan menjadi bagian dari tim pemenangan pasangan SBY-Jusuf Kalla. Dia diangkat menjadi Sekretaris Jenderal Jaringan Nusantara, sebuah organisasi sukarelawan pemenangan SBY-Jusuf Kalla.

    Sepak terjangnya sebagai tim sukes berhasil menarik perhatian presiden terpilih Susilo Bambang Yudhoyono. Selang dua tahun pada masa pemerintahan pertama SBY, Andi kemudian menjadi Komisaris PT Pos Indonesia.

    Keuntungan politik akibat kedekatan dengan Presiden SBY berlanjut saat SBY berhasil kembali menjadi presiden untuk periode kedua. Pada masa ini Andi ditunjuk menjadi Staf Khusus Presiden Bidang Bantuan Sosial dan Bencana.

    Mencalonkan Diri Jadi Wakil Gubernur Lampung

    Tahun 2008, sebelum menjadi Stafsus Presiden, Andi sempat maju jadi calon wakil gubernur Lampung mendampingi Muhajir Utomo, namun kalah. Setahun kemudian, karena ingin fokus dalam membantu kampanye SBY untuk periode pemerintahan kedua, Andi mengundurkan diri dari komisaris PT. Pos Indonesia.

    Menjadi Loyalis nomor Satu SBY 

    Berakhirnya rezim pemerintahan SBY yang membuatnya juga kehilangan posisi di pemerintahan tidak membuat Andi Arief berhenti menjadi loyalis SBY dan Partai Demokrat. Sesuai sikap partainya, nama Andi Arief mulai muncul di media masa karena kevokalannya mengkritik pemerintah Joko Widodo yang mengalahkan calon presiden Prabowo Subianto saat pemilu 2014.

    Melejit Karena Kontroversi “Jenderal Kardus”

    Lebih dari tiga tahun menjadi politikus oposisi pemerintahan Joko Widodo, nama Andi Arief betul-betul melejit saat tahun lalu menggelari Prabowo Subianto sebagai Jenderal Kardus. Gelar itu ia berikan setelah menganggap Prabowo Subianto mengkhianati Partai Demokrat karena menerima mahar politik dari calon wakil presidennya saat ini, Sandiaga Uno, mahar yang membuat peluang Agus Yudhoyono, putra SBY, jadi calon wakil Presiden Prabowo untuk pemilu tahun 2019 kandas.

    Tertangkap Karena Narkoba

    Hari Minggu tanggal 3 Maret 2019 kemarin, sesuai keterangan Wakil Direktur Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri, Kombes Krisno Siregar, Andi Arief ditangkap di sebuah hotel di kawasan Slipi, JakartaBarat karena diduga menggunakan sabu-sabu. Polisi mencari barang bukti hingga menggeledah kamar mandi hotel dan terpaksa membongkar toilet duduk di dalam kamar mandi tersebut. Atas peristiwa ini, Andi Arief harus berurusan dengan sel tahanan Polda Metro Jaya hingga waktu yang belum diketahui.[]

     

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here