Ilustrasi virus / Pixabay
BANDUNG, Kabarkampus – Virus corona (2019-nCov) terus menyebar di sejumlah negara. Virus influenza jenis baru ini juga perlu diwaspadai oleh warga Indonesia yang memiliki kontak dengan orang-orang dari luar negeri. Untuk itu diperlukan langkah antisipasi dalam menghadapi virus ini.
Kepala Dinas Kesehatan Jawa Barat Berli Hamdani membeberkan langkah-langkah untuk melakukan deteksi dini terhadap virus yang awalnya muncul di Wuhan, China.
Pertama, jika ada riwayat perjalanan dan kontak dengan orang yang bepergian ke wilayah Cina (Wuhan) atau negara yang terjangkit dalam waktu 14 hari. Selain punya riwayat, ciri-ciri virus corona ialah menyebabkan demam di atas 38 derajat, batuk, sulit bernapas.
Jika kondisi tersebut terjadi, Berli meminta untuk segera mengunjungi rumah sakit atau puskesmas terdekat. “Jangan tunggu besok lagi,” kata Berli, di Bandung, Jumat (24/1/2020).
Kedua, kata Berli, hindari kontak dekat dengan siapa pun yang menderita demam dan batuk dengan riwayat perjalanan dari negara terjangkit.
Ketiga, sering mencuci tangan dengan air sabun atau pembersih tangan berbasis alkohol. Ketiga, tutup mulut dan hidung dengan siku tertekuk atau tisu ketika batuk dan bersin. “Jangan lupa segera buang tisu dan cuci tangan,” kata Berli.
Keempat, hindari kontak dekat dengan siapa pun yang menderita demam dan batuk. “Pakai masker apabila menderita gangguan pernapasan atau batuk,” katanya. Dan langkah kelima, berhati-hati dalam mengonsumsi produk hewani mentah atau setengah matang untuk menghindari kontaminasi silang dengan makanan mentah.
Berli mengatakan, Jawa Barat merupakan salah satu destinasi wisata bagi turis luar negeri. Untuk itu, masuknya virus corona (2019-nCov) perlu diwaspadai. Karakteristik daerah seperti Jabar berpotensi terpapar berbagai macam virus.
Menurutnya, Jabar merupakan destinasi favorit bagi wisatawan asing seperti Jepang, Singapura, Korea Selatan, dan Thailand. Selain itu, Jabar juga menjadi lokasi proyek kereta api cepat Bandung – Jakarta di mana banyak pekerja berasal dari China yang merupakan negara asal virus corona. Diketahui, kelima negara ini sudah terpapar corona, ditambah Taiwan, Vietnam, dan Amerika Serikat.
Meski demikian, ia mengonfirmasi hingga kini tidak ada laporan virus corona di Jabar. “Sampai dengan tanggal 23 Januari belum ditemukan ada penderita pneumonia terkonfirmasi akibat novel coronavirus. Tapi Kementerian Kesehatan sudah mengeluarkan edaran kepada setiap pemda agar meningkatkan kewaspadaan,” ujar Berli.
Sejauh ini, kata dia, enam kasus kematian telah dilaporkan dari Wuhan, China, karena virus corona. Dilaporkan pula terdapat 16 petugas layanan kesehatan terinfeksi.
Sebagai langkah antisipasi, Dinas Kesehatan telah melakukan tiga hal penting. Pertama, koordinasi dan pemberian informasi antar sektor terkait laporan dan penanganan kasus suspek pneumonia akibat virus corona.
Kedua, membuat surat edaran kewaspadaan kepada rumah sakit, puskesmas dan klinik untuk meningkatkan kewaspadaan, penanganan dan rujukan dalam penanganan kemungkinan pasien novel coronavirus.
Ketiga, memberikan informasi seterang mungkin dan edukasi kepada masyarakat melalui berbagai media. “Termasuk di media sosial,” sebut Berli. Berli merekomendasikan masyarakat tidak panik sambil tetap waspada dan mengurangi risiko penularan virus melalui langkah-langkah responsif dan cepat.
Menurut Komite Emergensi International Health Regulation (IHR), pneumonia akibat virus corona bukan keadaan yang membahayakan kesehatan manusia. Namun demikian kewaspadaan dan upaya pencegahan tetap diperlukan. []
Foto: Virus. (Pixabay)