JAKARTA, KabarKampus – Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Barisan Rakyat Indonesia (ABRI) meminta Komnas HAM untuk bersikap independen dalam menutaskan kasus penembakan enam anggota Front Pembela Islam (FPI). Mereka melihat dalam kasus yang terjadi pada 7 Desember 2020 ada dugaan pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM).
Mukhlas, Ketua Aliansi Barisan Rakyat Indonesia (ABRI) mengatakan, integritas dan independensi Komnas HAM dalam menuntaskan kasus ini sangat penting sebagai lembaga yang menyelidiki dugaan pelanggaran HAM. Sehingga kasus penembakan terhadap sipil ini harus menjadi perhatian khusus Komnas HAM supaya dapat diselidiki lebih dalam.
“Penembakan terhadap sipil yang dilakukan oleh aparat penegak hukum memang perlu diberi perhatian serius. Ini berbahaya bagi keberlangsungan kehidupan bermokrasi. Kita menunggu hasil dari Komnas HAM sebagai penyeimbang berdemokrasi”, tegas Mukhlas, Minggu, (20/12/2020)
Selain itu, kata Mantan Presiden Universitas Indraprasasta PGRI (Unindra) ini, mereka juga meminta kepada Komnas HAM melakukan peninjauan kembali terhadap penggunaan senjata oleh aparat Kepolisian. Apakah penembakan yang dilakukan aparat tersebut sudah sesuai dengan SOP di pihak kepolisian atau tidak.
“Pengunaan senjata api untuk anggota Polri dalam mengatasi peristiwa tertentu harus diperjelas. Masyarakat musti mengetahui penggunaan senjata api oleh anggota polisi tidak boleh sembarangan,” tambah Mukhlas.[]