JAKARTA, KabarKampus – Badan POM telah memberikan vaksin corona yang diproduksi oleh Sinovac Biotech. Vaksin yang diproduksi Sinovac Biotech Inc. yang bekerja sama dengan PT. Bio Farma telah melewati uji klinis 3 di Bandung.
Berdasarkan evaluasi data keamanan vaksin Coronavac diperoleh dari studi klinik fase 3 di Indonesia, Turki dan Brazil, vaksin ini dinyatakan aman. Hasil ini berdasarkan hasil pemantauan hingga periode 3 bulan setelah penyuntikan dosis yang kedua.
Meskipun uji klinis menyatakan aman, namun dari hasil evaluasi menyebutkan Vaksin Sinovac memiliki efek samping. Efek samping yang ditimbulkan bersifat ringan hingga sedang.
“Hasil evaluasi menunjukkan Coronavac aman dengan kejadian efek samping yang ditimbulkan bersifat ringan hingga sedang, yaitu efek samping lokal berupa nyeri, indurasi (iritasi), kemerahan dan pembengkakan,” kata Penny K. Lukito, Kepala Badan POM RI, dalam siaran pernya, Senin, (11/01/2021)
Selain itu lanjutnya, terdapat efek samping sistemik berupa myalgia (nyeri otot), fatigue, dan demam. Namun efek tersebut tidak berbahaya dan dapat pulih kembali.
Kemampuan Antibodi
Dalam uji klinis tersebut juga menunjukkan, untuk kemampuan Vaksin CoronaVac ini telah menunjukkan kemampuan dalam pembentukan antibodi di dalam tubuh. Juga kemampuan antibodi dalam membunuh atau menetralkan virus (imunogenisitas), yang dilihat dari mulai uji klinik fase 1 dan 2 di Tiongkok dengan periode pemantauan sampai 6 bulan.
“Pada uji klinik fase 3 di Bandung, data imunogenisitas menunjukkan hasil yang baik. Sampai 3 bulan jumlah subjek yang memiliki antibody masih tinggi yaitu sebesar 99,23%,” jelasnya.
Selain itu, hasil analisis terhadap efikasi vaksin CoronaVac dari uji klinik di Bandung menunjukkan efikasi vaksin sebesar 65,3%, dan berdasarkan laporan dari efikasi vaksin di Turki adalah sebesar 91,25%, serta di Brazil sebesar 78%. Hasil tersebut telah memenuhi persyaratan WHO dengan minimal efikasi vaksin adalah 50%.
“Efikasi vaksin sebesar 65,3% dari hasil uji klinik di Bandung tersebut menunjukkan harapan bahwa vaksin ini mampu untuk menurunkan kejadian penyakit COVID-19 hingga 65,3%,” ujarnya.[]