Ahmad Fauzan
Cerita pengembaraan Narasoma, seorang putra raja yang mengembara karena tidak mau dijodohkan ayahnya, menjadi tontonan menarik. Pertunjukan wayang wong atau wayang orang yang digelar mahasiswa program Studi Jawa di Gedung Audit Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia dipenuhi para mahasiswa, Rabu (9/11).
Lakon Narasoma diambil dari kisah Mahabrata. Malam itu diperankan oleh 7 mahasiswa studi Jawa, yakni Fajar sebagai Narasoma, Ichide sebagai Madrim, Wulan sebagai Pujasari, Rista sebagai Dewi Kunti, Andra sebagai Pandu, Tebo sebagai Semar, dan Herman memerankan tokoh Bagaspati.
Pertunjukan ini memadukan wayang kulit dan wayang orang yang dimainkan secara bergantian.
Dengan pakaian ala para pangeran dan putri raja jawa, serta irama musik gamelan yang dimainkan langsung, juga bahasa Indonesia ala anak muda masa kini, membuat pertunjukan enak ditonton dan renyah. Apalagi kisah romantis itu diucapkan ceplos-ceplos oleh Pujasari yang menimbulkan gelak tawa penonton.
Narasoma adalah putra raja yang mengembara karena tidak mau dijodohkan ayahnya. Ia adalah ksatria yang angkuh karena memiliki kesaktian ilmu olah kanuragan. Dalam pengembaraannnya ia memenangkan sayembara perang tanding memperebutkan Dewi Kunti.
Namun, dalam perjalanan pulang ia bertemu Pandhu, ksatria yang telat mengikuti sayembara. Pandu yang tidak mau bertanding dipaksa melawan Narasoma yang sombong. Dalam perkelahian tersebut Narasoma mempertaruhkan Badrim (adik perempuan) dan kekasihnya Dewi Kunti. Kemudian Narasoma kalah adu kekuatan dan harus menyerahkan adik serta kekasihnya itu.
Dalam pengembaraan selanjutnya, Narasoma jatuh Cinta kepada Pujasari anak seorang raksasa yang buruk rupa bernama Bagaspati. Namun Narasoma malu memiliki calon mertua raksasa seperti Bagaspati. Melihat keseriusan Narasoma kepada anaknya Bagaspati rela mati dan menyerahkan ajian sakti cakrabirawa kepada Narasoma.
Cerita 1,5 jam ini selesai ketika Narasoma mendapatkan perempuan pilihannya sendiri.
Menurut Darmono, dosen mata kuliah wayang, mendapatkan Pujawati dan Ajian cakrabirawa, yang diwarisi oleh Bagaspati kepada Narasoma, adalah kepastian sebuah kisah. Narasoma memperoleh dampak dari kesombongannya, juga mendapatkan apa yang ia inginkan dari kegigihannya.
Fajar pemeran Narasoma, mengungkapkan tokoh Narasoma adalah tokoh yang gigih, walaupun dia memiliki sifat sombong. “Yang patut dicermati bukan sikap sombongnya namun sikap gigih dalam mendapatkan sesuatu,” tutur Fajar.[]
Kok Pujasari sih?
Pujawati.