Ahmad Fauzan Sazli
AKARTA, KabarKampus – Tak ada salahnya belajar membatik. Memperingati Hari Museum Internasional, Museum Tekstil Jakarta memberikan workshop membatik gratis kepada pengunjung di stand museumnya di acara Jakarta Museum Days 2012.
Reporter KabarKampus dan sejumlah pengunjung ikut belajar membatik bersama Nasir, seorang instruktur batik di Museum Tesktil Jakarta, Sabtu, 19/05). Satu-persatu pengunjung mengambil kain berukuran 20 x 20 cm berwarna putih. Kain itu sudah dibuat pola bergambar aneka bentuk seperti bunga dan sebagianya.
Pelajaran pertama yang diberikan Nasir adalah bagaimana memegang canting dengan benar dan aman. Memegang gagang canting seharusnya agak ke tengah alias tidak terlalu kebelakang, canting diisi oleh setengah cairan lilin, kemudian canting digoreskan ke atas kain. Menggoreskan canting dilakukan dengan posisi sekitar 45 derajat, ketika menggoreskan tidak boleh terlalu tekan, canting cukup ditempelkan.
Peserta workhsop kemudian menggoreskan cantingnya ke atas kain. Reporter KabarKampus juga mengikuti petunjuk yang diberikan Nasir. Canting yang ditelah diisi lilin kemudian digoreskan secara berlahan ke atas kain yang telah dibuat pola bunga. Karena tidak memegang canting dengan benar, lilin yang berada di dalam canting pun menetes membuat garis besar keluar dari pola yang telah dibuat.
Membuat batik, gampang-gampang susah, harus dilakukan dengan tekun dan tidak terburu buru. Seperti batik yang tengah dikerjakan Nasir. Nasir membuatnya tanpa cacat. Dengan sabar ia mengoreskan lilin ke atas kain dengan motif batik pekalongan sepanjang dua meter. Menurutnya batik yang dikerjakannnya akan selesai dalam waktu tiga bulan. Dari mulai penggoresan lilin pada motif, pewarnaan, pencelupan warna, dan peloratan lilin.
Sambil membatik Nasir mengatakan, bahwa yang disebut batik adalah yang dikerjakan secara tradisional. “Kalau yang dikerjakan oleh mesin atau pabrik tidak bisa dikatakan batik.”
Nasir mengungkapakan batik di Jawa dibagi menjadi dua yaitu batik pedalaman dan batik pesisiran. Batik pedalaman adalah batik yang berkembang di daerah pedalaman khususnya Yogyakarta dan Surakarta (Solo), batik pedalaman ini lebih dikenal dengan batik keraton atau batik klasik. Sedangkan batik pesisiran adalah batik yang berkembang didaerah pesisir pulau Jawa, seperti Cirebon dan Pekalongan. “Motif pesisir apa yang dilihatnya itulah yang dibuatnya, seperti kupu-kupu dengan kepala, sayap dan kaki. Namun batik pedalaman tidak demikian, batik pedalaman dapat membuat kupu-kupu hanya sayap tanpa kepala.” Terang nasir menjelaskan perbedaan batik di Jawa.
Pada stand museum batik memamerkan beragam barang, seperti sepeda bermotif batik, batik karya michelle obama ketika berkunjung ke Indonesia, batik pekalongan, sandal bermotif batik, batik solo, batik betawi dan sebagai.
Nasir mengajak untuk berkunjung ke Museum Tekstil Jakarta. Di sana terdapat koleksi museum sebanyak 1914 koleksi yang terdiri dari 680 koleksi kain batik, 761 kain tenun, 313 koleksi campuran, 60 koleksi peralan, 100 koleksi busana dan tektil kontemporer. Bagi yang sedang belajar mengenai tekskti di museum ini menyediakan perpustakaan dengan koleksi buku buku tekstil yang cukup lengkap.[]