More

    Mahasiswa Harus Bangga Berbahasa Daerah

    Ahmad Fauzan Sazli

    Mahasiswa harus bangga berbahasa daerah

    Diskusi peringatan Hari Bahasa Ibu Internasional di kampus Unnes, Semarang, (21/02/2013). FOTO : Unnes

    - Advertisement -
    JAKARTA, KabarKampus – Setiap tahun UNESCO mencatat 10 bahasa daerah punah. Diperkirakan pula pada akhir abad 21 ini laju kepunahan akan lebih cepat lagi sampai hampir separuh dari 6.000-an bahasa ibu di seluruh dunia terancam punah.
    Menurut Widodo, dosen Jurusan Bahasa dan Sastra Jawa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Semarang (Unnes), supaya bahasa daerah mampu hidup dan berkembang di era modernisasi, kebanggaan untuk menuturkannya harus selalu ditumbuhkan.
    “Terutama kepada mahasiswa sebagai generasi muda yang menjadi pewarisnya,” kata Widodo dalam kegiatan Refleksi Hari Bahasa Ibu, di Unnes, Kamis, (21/02/2013).
    Menurutnya, dibutuhkan sikap dan loyalitas yang tinggi supaya bahasa daerah mampu tumbuh dan berkembang. Loyalitas itu meliputi pula kebanggan berbahasa daerah.
    “Tanpa adanya berbagai aspek tersebut, mustahil seseorang mau dan mampu bertahan untuk selalu berbahasa daerah,” katanya, dihadapan seratusan mahasiswa FBS Unnes.
    Widodo mengungkapkan, selain menganut kaidah yang yang telah ada, bahasa daerah harus menyesuaikan zaman. Seperti bahasa Jawa yang berbeda strukturnya dengan bahasa Indoneisa. Karena setiap hari masyarakat seakan menginduk pada bahasa di media massa. Tidak dipungkiri bahasa Jawa kemudian berstruktur seperti bahasa Indonesia.
    Bagi Widodo, bila semangat lokal semakin kuat, bukan tidak mungkin bahasa daerah akan menginternasional. “Untuk mendukung itu mengapa tidak kita menggagas diselenggarakannya TOEFL untuk bahasa Jawa,” terangnya.[]

     

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here