Isa Perkasa saat mengikuti Ritual Ngalokat Rupa yang digelar di area Hutan Kota Babakan Siliwangi, Jalan Siliwangi, Kota Bandung. Rabu (13/03/2013). FOTO : PRABOWO SETYADI
Prabowo Setyadi
Sejumlah seniman kota Bandung resah melihat kondisi hutan kota Bandung. Hutan yang menjadi pelindung warga di masa depan. Di areal ikon kota Bandung, yakni hutan Babakan Siliwangi mereka menggelar “Ritual Ngalokat Rupa”.
Seniman-seniman yang berpartisipasi dalam ritual tersebut diantaranya Tisna Sanjaya, Dalang Opik Sunandar, Abah Nanu dan Isa Perkasa. Dengan segala kemampuan khas para seniman Bandung Ritual Ngalokat Rupa pun digelar. Ritual ini sebuah usaha untuk mengusir roh-roh jahat penghancur hutan Babakan Siliwangi.
Menurut Tisna Sanjaya, ritual ini merupakan upaya untuk menjaga nilai-nilai tradisi di hutan kota Babakan Siliwangi agar spirit menjaga lingkungan tetap terjaga di kota Bandung. Seniman yang dosen ITB ini sejak beberapa tahun lalu tak pernah ketinggalan dalam mengangkat isu-isu lingkungan khususnya di kota Bandung.
“Semoga hutan kota Babakan Siliwangi tidak menjadi restoran, mall, dan hotel. Jangan sampai terjadi. Ini harus ditata dan dijaga untuk anak-anak kita mendatang.” Ujarnya.
Dalam Ritual Ngalokat Rupa ala seniman Bandung itu menggunakan bunga mawar, amplop kosong, dan memotong ayam.
“Amplop sebagai simbolisasi niat yang baik bagi pemerintah kota bandung. Bunga mawar sebagai keindahan hutan kota Babakan Siliwangi (gemah ripah repeh rapih). Sedangkan memotong ayam adalah sebagai kekuatan keyakinan terhadap para pengusaha dan walikota Bandung untuk tidak membangun hotel, rumah makan, mall di kawasan hutan kota babakan siliwangi,” papar Dalang Opik Sunandar.
Hari Rabu (13/03/2013) di bawah rindangnya pohon-pohon di Babakan Siliwangi, warga kota Bandung, baik seniman, dosen, mahasiswa, berkumpul. Hari itu mereka kembali menegaskan bahwa pelestarian hutan kota Babakan Siliwangi adalah harga mati.[]
Itu kegiatan yang super keren.
Sering2