Ahmad Fauzan Sazli
Kondisi ruangan Pers Mahasiswa Didaktika, setelah diacak-acak pada Sabtu Malam, (24/08/2013). FOTO : @sugengsutrisna.
JAKARTA, KabarKampus – Chairul Anwar, reporter Pers Mahasiswa Didaktika Universitas Negeri Jakarta (UNJ) dipukuli mahasiswa yang mengaku dari Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK) UNJ pada Kamis lalu, (23/08/2013). Ia dipukuli setelah menulis berita mengenai perkelahian mahasiswa baru di kampus UNJ.
Berdasarkan rilis yang diterima KabarKampus, Sabtu, 24/8/2013) malam dari Pers Mahasiswa Didaktika, Chairul dipukuli oleh lima mahasiswa yang mengaku dari Fakultas Ilmu Keolahragaan. Dalam rilis disebutkan bahwa lima mahasiswa tersebut menyampaikan keberatan atas pemberitaan di Buletin Warta MPA 2013 edisi IV artikel MPA, Riwayatmu Kini yang ditulis oleh reporter Didaktika Chairul Anwar. Mereka keberatan atas pemberitaan kasus perkelahian yang terjadi antara mahasiswa FIK dengn Fakultas Ekonomi yang dimuat Didaktika.
Kemudian setelah dialoq dan tawaran untuk membuat hak jawab menemui jalan buntu, kelima mahasiswa tersebut justru mengajak Satriono Priyo Utomo, Pemimpin Umum Didaktika berkelahi. Hingga akhirnya Chairul Anwar datang, dan langsung dipukuli beramai-ramai.
Beruntung pemukulan itu dapat dipisahkan sejumlah pihak. Namun lima mahasiswa FIK tersebut tak puas hanya dengan memukuli Chairul, mereka juga meninggalkan ultimatum secara lisan yang isinya mereka menunggu permintaan maaf Didaktika dan mengancam akan membakar didaktika.
“Kami menunggu permintaan maaf Didaktika dalam 24 jam. Bila tidak dilakukan, Sekretariat Didaktika akan kami bakar!” seperti yang ditulis dalam rilis Didaktika.
Korban Chairul sendiri hingga saat ini masih mengeluhkan sakit dibagian dada dan kepala akibat pemukulan tersebut. Atas kekerasan yang menimpa Chairul, ia pun telah melapor ke polisi dan melakukan visum ke RS Persahabatan.
Hingga saat ini kasus ini belum selesai. Di twitter @sugengsutrisna, Minggu pagi, 25/08/2013 beredar foto-foto sekretariat Didaktika diobrak-abrik dengan coretan di dinding yang bertuliskan “Didaktika Tidak Beretika, #GarisKeras.”[]
