Frino Bariarcianur
Ratusan mahasiswa baru STAI Tapaktuan melakukan Long March Aksi Damai Mendukung Pelaksanaan Syariat Islam dan Peningkatan Kualitas Mutu Pendidikan di Aceh (12/09/2013). FOTO : NASRIZAL
TAPAKTUAN, KabarKampus—Ratusan mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Tapaktuan melakukan long march keliling kota untuk mendukung penerapan Syariat Islam di kota Tapaktuan, Aceh Selatan (12/09/2013).
“Penegakan syariat Islam hari ini tidak berjalan sesuai harapan para pendahulu Aceh. Sistem yang berlaku malah membuat penerapan syariat Islam menjadi lemah,” ujar Safrijal, Presiden Mahasiswa STAI Tapaktuan kepada KabarKampus.
Menurutnya penegakan syariat Islam di Aceh telah mengalami kemunduran yang pesat. Hal ini terlihat dari salah satu kasus yang menarik perhatian publik yakni kasus pemukulan Kepala Dinas Syariat Islam di Langsa yang menurutnya telah mencederai pelaksanaan syariat Islam.
Fakta-fakta tersebut jika tidak disikapi dengan cepat bisa menyebabkan penerapan syariat Islam akan semakin lemah. Salah satu solusi yang mereka tawarkan yakni mutu pendidikan di Aceh harus ditingkatkan.
Namun sayang potret pendidikan di Aceh Selatan masih belum baik.
“Buruknya potret pendidikan di Aceh Selatan berdampak pada terhambatnya proses pembangunan di negeri yang terkenal dengan buah pala ini,” ungkap Ridha Utama, Wakil Presiden STAI Tapaktuan.
Dalam aksi itu ia meminta seluruh stakeholder dan elemen Aceh Selatan untuk saling membahu membangun pendidikan yang berbasis keislaman tanpa sekulerisasi.
Aksi long march dari kampus STAI Tapaktuan menuju pusat kota merupakan bagian dari kegiatan SITAPAK (Silahturahmi dan Pengenalan Akademik) 2013 untuk mahasiswa baru. Dalam aksi tersebuh ratusan mahasiswa membawa poster yang mendukung penegakan syariat Islam dan mutu pendidikan.
Para mahasiswa berharap dengan aksi ini warga Aceh Selatan memahami pentingnya pendidikan dan penegakan syariat Islam yang merupakan solusi membangun Naggroe Aceh Darussalam. Aksi berjalan tertib dan damai. []
