More

    Toilet Untuk Mahasiswa Transgender Dianggap Bodoh

    Frino Bariarcianur

    19 10 2013 transgender di inggris
    BRIGHTON, KabarKampus-Gagasan menyediakan toilet transgender di Univeristy of Sussex, Brighton menuai protes. Sejumlah mahasiswa menilai gagasan tersebut adalah bodoh. Komunitas transgender masih belum dapat diterima di kampus Inggris.

    Imogen Adie, juru bicara Serikat Mahasiswa, menyatakan universitas dapat menyediakan toilet transgender lebih banyak sehingga semua mahasiswa merasa nyaman dan aman berada di dalam kampus. “Saya pikir universitas benar-benar terbuka untuk hal itu. Kami ingin membuat masa kuliah semudah mungkin bagi para mahasiswa.”

    - Advertisement -

    Namun gagasan ini ditentang oleh banyak mahasiswa bahkan dianggap bodoh.  Salah seorang mahasiswa berpendapat,”Ini bodoh. Apakah komite kampus ini tidak memiliki bahan lain untuk didiskusikan? Kenapa mereka tidak sekalian membuat toilet untuk manusia kerdil? Membuang-buang waktu saja,” katanya seperti dikutip dari ANTARANEWS.COM

    Keberadaan mahasiswa transgender di kampus memang masih kontroversial. Meski usaha telah banyak dilakukan agar trans dapat diterima dalam kehidupan kampus.

    Menarik untuk mencermati kembali reportase Layla Haidrani yang dimuat Mei 2013 lalu di laman INDEPENDENT.CO.UK. Ia menyatakan rasisme dan seksisme telah disangkal namun komunitas transgender hingga saat ini tidak dapat diterima sebagai bagian dari budaya mainstrem kampus. Di banyak kasus, mahasiswa transgender merasa terasing di universitas dan sulit untuk masuk dalam lingkup terutama heteroseksual di mana peran gender masih kaku.

    Dalam reportase itu Layla Haidrani memuat pernyatan seorang mahasiswa transgender. “Saya secara terbuka trans selama tahun-tahun di universitas saya, tetapi menghadapi banyak pelecehan verbal. Saya pun mengalami serangan fisik pada suatu malam ketika ingin keluar. Kejahatan kebencian adalah masalah terhadap mahasiswa transgender.”

    Mahasiswa transgender tersebut berharap universitas harus berbuat lebih banyak untuk memperlakukannya sebagai masalah yang perlu dipecahkan.

    Pengucilan sosial yang diterima mahasiswa transgender berdampak pada psikologis mereka. Dalam reportase tersebut menyatakan mahasiswa transgender beresiko bunuh diri.

    Di Inggris sudah mulai membuat kebijakan yang mendukung kehadiran mahasiswa transgender. Di Universitas Oxford misalnya, para mahasiswa diperkenankan menggunakan busana yang dianggap menjelaskan identitas gender mereka.

    Begitu juga di kampus Sheffield yang menawarkan dukungan administratif untuk mahasiswa transgender, serta kebutuhan akomodasi dan dukungan profesional tambahan. Sheffield menerapkan satu set toilet netral gender di kampus.

    Bagaimana kehidupan mahasiswa transgender di Indonesia? []

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here