Dian Pancawati
Pemanasan Global atau lebih sering dikenal dengan istilah Global Warming merupakan isu global yang semakin sering didengungkan oleh berbagai pihak belakangan ini. Selain itu pula ada banyak fakta yang memang sedang menunjukkan planet bumi terus mengalami peningkatan suhu yang mengkhawatirkan dari tahun ke tahun. Fenomena – fenomena kecil lainnya juga dapat kita rasakan di Indonesia, seperti halnya banjir, gunung meletus hingga curah hujan yang tidak menentu dari tahun ke tahun. Sungguh sangat mengkhawatirkan bukan, jika kita hanya diam dan menyaksikan fenomena – fenomena tersebut beraksi tanpa kendali.
Penelitian yang telah dilakukan para ahli selama beberapa decade ini menunjukkan bahwa ternyata peningkatan panas planet bumi ini disebabkan adanya beberapa hal yang terkait langsung dengan gas – gas rumah kaca yang dominan dihasilkan akibat aktivitas manusia. Karbon Dioksida (CO2), Metana (CH4) yang dihasilkan agrikultur dan peternakan, Nitrogen Oksida (NO) dari pupuk dan gas-gas yang digunakan untuk kulkas dan pendingin ruangan (CFC) merupakan contributor terbesar pemanasan global.
Manusia sebagai makhluk yang paling bertanggungjawab terhadap keseimbangan bumi harus memperhatikan dan merubah pola hidup. Banyak manusia yang egois dan tidak peduli dengan permasalahan lingkungan. Kebanyakan dari kita hanya memikirkan kenyamanan pribadi tanpa memikirkan dampak yang akan terjadi, misalnya memakai listrik dengan sesuka hati dengan alibi tagihan listrik yang ada dibayar dengan uang pribadi. Mari renungkan berapa banyak energi dan sumber daya yang harus terbuang sia – sia hanya karena ingin menikmati kenyamanan yang sesungguhnya tidak diperlukan. Janganlah memikirkan kenyamanan hidup sendiri. Mari kita berpikir tentang keadaan generasi penerus kita. Haruskah mereka menjalani hidup dengan segala sumber daya yang sangat terbatas karena ulah orang tua, kakek nenek dan nenek moyangnya di masa lalu ? Untuk menjadikan bumi kita tempat yang lebih baik sebenarnya kita tidak perlu melakukan perubahan secara radikal. Beberapa hal yang dapat dilakukan antara lain :
- Kurangi Konsumsi daging, jadilah vegetarian karena untuk menghasilkan 1 kg daging, sumber daya yang dihabiskan setara dengan 15 kg gandum.
- Daur ulang alumunium,plastic dan kertas. Energi untuk membuat satu kaleng alumunium setara dengan energi untuk menyalakan TV selama 3 jam.
- Hindari Fast Food, karena selain buruk untuk kesehatan hal tersebut merupakan penghasil sampah terbesar di dunia.
- Jika pengisian ulang baterai sudah penuh, segera cabut. Bisa juga menggunakan Power Bank untuk menghemat pengisian baterai gadget.
- Jika menggunakan deodorant atau produk wewangian yang menggunakan semprotan, hindari menggunkan aerosol.
- Maksimalkan pencahayaan dari alam. Kita dapat menggunakan warna terang pada tembok rumah, menggunakan genteng kaca diplatfon dan maksimalkan pencahayaan melalui jendela.
- Ganti bahan bakar dengan bahan bakar alami atau yang dapat diperbaharui seperti bio solar dan bio pertamax.
- Membiasakan diri untuk berjalan atau menggunakan sepeda ke tempat – tempat yang masih bisa terjangkau.
- Utamakan membeli produk hemat energy seperti memilih TV LCD daripada TV jenis tabung (CRT). Membeli AC atau kulkas dengan konsumsi listrik terendah.
- Belajarlah untuk menanam tumbuhan. Jika tidak senang berkotor – kotor, ada alternative menanam yang lebih mudah seperti membudidayakan tanaman hidroponik.
Tidak membudidayakan sifat egoisme pada pribadi kita merupakan kunci utama untuk menjaga keseimbangan bumi kita tercinta.
