Ahmad Fauzan Sazli

Boleh saja menyatakan cinta dalam bentuk tulisan di dinding. Asal jangan menuliskannya pada salah satu benda koleksi museum.
Seperti yang terjadi di Museum Lampung. Salah satu koleksinya yang telah berusia ratusan tahun dirusak oleh pengunjung dengan cara mencoret-coretnya.
Koleksi tersebut adalah Lumbung atau Walai. Lumbung ini terletak tepat di depan Museum. Bentuknya seperti bangunan rumah berukuran sekitar 4 x 5 meter. Bangunan ini berasal dari Desa Way Krab, Kecamatan Wonosobo, Kabupten Tanggamus dan telah berdiri sejak tahun 1880 M sebelum Gunung Krakatau meletus.
Lumbung yang dipindahkan ke Museum Lampung pada tahun 2001 ini penuh dengan coretan tip-x dan spidol. Sebagian coretannya bertuliskan nama laki-laki dan perempuan yang di tengahnya terdapat gambar lambang cinta.
Coretan yang sama terjadi pada koleksi museum yang lain, yakni Lamban Pesagi. Rumah adat masyarakat Lampung Barat yang telah berusia sekitar 300 tahun ini dicoret mulai dari kaki-kaki rumah hingga tembok. Jumlah coretannya mencapai ratusan.
Sejumlah coretan mencantumkan tahun antara lain tahun 2009 hingga 2011.[]