Mega Dwi Anggraeni
Prof. Dr. Ir. Kadarsah Suryadi, DEA, akhirnya terpilih sebagai rektor baru ITB untuk periode 2014-2019 menggantikan Prof. Dr Akhmaloka. Ia merupakan rektor ITB pertama yang terpilih melalui musyawarah mufakat.
Kadarsyah terpilih sebagai Rektor ITB 2014 – 2020 karena visi misinya sejalan dengan kampus almaternya tersebut. Ia ingin membawa ITB menjadi universitas penelitian kelas dunia yang berperan menjawab permasalah lokal dan nasional.
“Kedepannya, saya akan menjadikan ITB sebagai universitas penelitian kelas dunia yang berperan sebagai pelopor serta garda terdepan dalam menjawab permasalahan lokal dan nasional untuk meningkatkan kesejahteraan dan daya saing bangsa melalui karya yang diakui dan dihormati oleh masyarakat internasional,” kata Kadarsah dalam makalah yang berjudul Research University Menuju Entrepreneur University.
Beberapa target yang Kadarsah canangkan diantaranya, peningkatan program studi yang terakreditasi internasional dari 13 prodi menjadi 35 prodi, dan peningkatan kelas internasional dari 3 kelas menjadi 15 kelas yang merupakan beberapa strategi dalam menjalankan peran akademik ITB.
Dalam strateginya, Kadarsah mencanangkan peningkatan jumlah paten, prototype, dan karya kreatif. Ia juga akan bekerjasama dengan berbagai pihak untuk menerapkan hasil riset dan karya kreatif untuk menjawab permasalahan bangsa, dan reorientasi fokus penelitian. Berbagai strategi ini diupayakan untuk menguatkan ITB sebagai Research University untuk menuju Entrepreneur University.
Nama Kadarsah sendiri, tidak asing lagi bagi kalangan mahasiswa. Karena sebelumnya, Kadarsyah merupakan, Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan ITB (WRAM),
Selama masa kepemimpinannya sebagai WRAM, misalnya melalui Lembaga Tahap Persiapan Bersama, Kadarsah menghasilkan mekanisme penanganan mahasiswa kasus TPB yang telah berhasil menurunkan tingkat putus studi mahasiswa ITB pada tahun pertama. Melalui lembaga kemahasiswaan (LK), juga telah dihasilkan sistem dan mekanisme seleksi calon penerima beasiswa bidik misi.
Hal yang tidak kalah penting lainnya adalah implementasi “tracer study” untuk semua program studi sarjana untuk mendapatkan feedback dari alumni. Hasil dari “tracer study” ini sangat penting bagi semua program studi karena dapat menjadi masukan dari evaluasi kurikulum dan peningkatan kualitas pengajaran di ITB.
Selain itu, Kadarsah juga aktif pada berbagai organisasi di luar ITB, misalnya Forum Wakil Rektor Bidang Akademik pada Majelis Rektor PTN Indonesia, Koordinator dari Regional Observatory on Information Society in Asia and Pacific UNESCO, Steering Commitee of AUN-USR & S (Asia University Network – University Social Responsibility and Sustainability), dan masih banyak berbagai pengalaman organisasi lainnya. Sejak tahun 2012, Kadarsah juga berpengalaman menjadi visiting profesor pada bidang Decision Making and Knowledge Management di Ecole des Mines de Nantes – France.
Pria kelahiran Kuningan 52 tahun lalu ini meraih gelar sarjananya dari jurusan Teknik Industri ITB pada 1986, kemudian Ia melanjutkan studinya pada Master Program of Technology Innovation Management di Departemen Teknologi Industri, Ecole Centrale Paris, Prancis. Setelahnya ia melanjutkan studinya sampai tingkat doktor pada Universite d’Aix Marsaille-3, Prancis. Kadarsah merupakan akademisi yang menspesialisasikan penelitiannya pada bidang Computer Aided Decision Support System dan Technology Innovation Management.
Ia sebelumnya juga pernah memperoleh beberapa penghargaan seperti Mahasiswa Teladan ITB dan Mahasiswa Teladan Nasional, Satyalancana Dwidya Sistha, Satyalancana Karya Satya dan yang terakhir adalah Penghargaan Lencana Pengabdian 25 Tahun yang Ia peroleh dari ITB. Selama berkarir di Institut Teknologi Bandung, Kadarsah telah menghasilkan kurang lebih 88 karya ilmiah, yang terdiri dari 8 jurnal internasional, 4 buah buku, 5 buah jurnal nasional, 38 makalah dalam prosiding internasional dan 33 makalah dalam prosiding nasional.
“Pemimpin adalah manusia biasa yang mempunyai karya luar biasa,” ungkap Kadarsah pada Sidang Terbuka Senat Akademik November silam.[]