More

    Anak-anak Panti Asuhan Belajar Membuat Film Bersama Mahasiswa UMY

    Penulis : Adam, mahasiswa UMY

    Mahasiswi Komunikasi UMY sedang memberi materi pembutan film kepada siswa panti asuhan. Dok, Panitia
    Mahasiswi Komunikasi UMY sedang memberi materi pembutan film kepada siswa panti asuhan. Dok, Panitia

    Dibalik keterbatasan fisik maupun mental yang dimiliki oleh seseorang, ada kemampuan dan kelebihan yang tidak dimiliki manusia normal. Inilah yang dipercayai sekelompok mahasiswa dari Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY).

    Para mahasiswa ini memberikan pelatihan pembuatan film pendek dengan metode sinematografi kepada anak-anak panti asuhan Bina Siwi di Yogyakarta. Para peserta pelatihan ini merupakan sebagian besar sebagian besar memiliki keterbelakangan mental atau biasa disebut dengan Tunagrahita.

    - Advertisement -

    Catur Igo Prasetyo, Ketua Pelatihan menjelaskan, kegiatan ini merupakan hasil dari proposal PKM (Program Kreatifitas Mahasiswa) kelompoknya. Proposal ini telah berhasil lolos dan didanai oleh Dikti (Direktorat Perguruan Tinggi).

    “Kegiatan yang akan kami lakukan pada dasarnya bertujuan untuk berbagi ilmu kepada teman-teman panti Bina Siwi, yaitu dengan mengadakan pelatihan pembuatan film ini. Selain itu kami juga berkeinginan menghapuskan pemikiran masyarakat bahwa orang-orang yang memiliki keterbatasan hanya dapat menjadi objek dalam film, namun pada dasarnya mereka juga mampu menghasilkan karya film yang terbaik,” ungkap Igo.

    Igo menuturkan, pelatihan yang diberikan kepada anak-anak anti asuhan yaitu ; workshop penggunaan teknik dasar kamera, workshop public speaking, yang nantinya berguna untuk bekal acting anak-anak, workshop penulisan naskah, pembuatan film, dan yang terakhir pembuatan buku. Selama pelatihan, antusias anak-anak dalam belajar pembuatan film tersebut terlihat dari cara mereka mendegarkan materi yang dipaparkan dan pada praktek penggunaan kamera.

    “Tampak dari sebagian mereka berebut untuk mencoba menggunakan kamera yang telah disediakan,” ungkap Igo.

    Selajutnya kata Igo, kegiatan ini nantinya akan berujung pada kegiatan screening pemutaran film yang telah dibuat oleh anak-anak panti dan launching buku tulisan pengalaman anak-anak dalam membuat film. Kegiatan tersebut nantinya juga akan mengajak dan mengundang Dinas Sosial Kota Yogyakarta untuk melihat hasil karya yang telah dibuat anak-anak panti.

    “Kami akan mengadakan screening film dan launching buku, untuk waktu dan tempatnya masih kami persiapkan,” imbuhnya.

    Panti asuhan Bina Siwi sendiri yang memiliki kurang lebih 30 anak didik yang sebagian besar memiliki keterbelakangan mental atau biasa disebut dengan Tunagrahita. Pelatihan pembuatan film ini merupakan yang pertama kali digelar di Panti asuhan yang berlokasi di Pajangan, Bantul ini. Sebelumnya para siswa diberikan pendidikan berupa mengolah suatu hal dalam bentuk kesenian maupun kerajinan. Berbagai kerajinan yang telah dihasilkan diantaranya kipas, miniatur pakaian adat daerah, pakaian rajutan, dan tas dari barang bekas.[]

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here