ABC AUSTRALIA NETWORK
Erwin Renaldi

Para pecinta komik di Australia dimanjakan dengan salah satu pameran kultur pop terbesar di negara itu. Bagus Nugroho, warga Indonesia di Melbourne sempat berkunjung ke pameran tersebut dan berbagi ceritanya untuk Anda.
Supanova Pop Culture Expo adalah pameran yang menampilkan karya-karya dari dunia fiksi sains dan fantasi, baik dalam komik, TV atau film, dan permainan.
Pameran ini pertama kali digelar di Sydney pada tahun 2002, sebelum akhirnya digelar setiap tahun di Melbourne, Brisbane, Perth, Adelaide, dan kawasan Gold Coast.
Dalam ajang ini, pencinta dunia fiksi sains bisa lebih mendalami proses pembuatan animasi, komik, film. Banyak diantara mereka yang hadir rela berpakaian seperti tokoh-tokoh fiksi favorit mereka.
Sejumlah pemeran-pemeran tokoh dalam serial tv bergenre fiksi sains juga ikut hadir disini.
Bagus Nugroho, kandidat PhD dari University of Melbourne, mengaku awalnya ia penasaran untuk melihat seperti apa acara Supanova. Kebetulan ia dulu adalah penggemar komik Dragon Ball.
“Saya ingin lihat saja, karena disitu banyak yang ditampilkan, mulai dari mainan, video game, ternyata sangat menarik,” ujar Bagus kepada Erwin Renaldi dari ABC International.
“Ada satu hall yang isinya expo yang menampilkan sejumlah perusahaan baik besar dan kecil, bahkan para individu dan seniman muda bisa menyewa tempat untuk memamerkan hasil karya mereka, termasuk para calon penulis komik yang bisa menjual komiknya sendiri,” tambah Bagus.
Menurut Bagus yang telah banyak berkecimpung dalam dunia sains, dunia fiksi dan fantasi bisa memberikan kontribusi nyata bagi dunia sains.
“Orang-orang itu banyak terinspirasi, misalnya dari film Star Trek yang bisa mengangkut dari satu tempat ke tempat lain dalam sekejap,” jelas Bagus. “Nah, baru-baru ini, ada ilmuwan yang berhasil men-transport partikel dari satu posisi kemudian muncul di posisi lain, meski baru molekul-molekul kecil saja, tapi mungkin bisa men-transport badan manusia, bisa saja.”
Bagus berpendapat pameran kultur pop seperti ini pun sangat baik dan membuka kesempatan luas bagi para pelaku industri kreatif, khususnya seniman.
“Orang-orang dan seniman menjual dan bagi sejumlah perusahaan besar untuk bisa mencari bakat-bakat baru,” kata Bagus.
“Dan di Indonesia ini bisa menjadi sebuah bisnis dan industri besar.”
Bagus memberikan contoh dengan cerita yang disampaikan Mantan Menteri Mari Elka Pangestu tentang seorang anak Indonesia yang sukses menjual permainan digital dengan tokoh hantu. Hasil karya sukses dijual di Steam, situs jual beli digital game secara resmi dan diakui kualitasnya.
Sejumlah institusi pendidikan dan sekolah-sekolah pembuat video game, desain grafis, dan animasi ikut serta pula dalam pameran ini.
“Menurut saya ini bisa juga dilakukan di Indonesia agar anak-anak dan seniman berbakat diberikan kesempatan luas, salah satunya dengan menggelar seperti ini.” []