More

    Ekstrak Teh Hijau Sebagai Penyimpanan Gigi Lepas Hantarkan Catur Sebagai Mapres Unsoed 2015

    Catur Aditya R. Foto : Twitter.
    Catur Aditya R. Foto : Twitter.

    PURWOKERTO, KabarKampus – Catur Aditya Ramadhany akhirnya terpilih sebagai Mahasiswa Berprestasi Universitas Jenderal Sudirman 2015. Ia berhasil menjadi juara 1 setelah mengungguli dua mahasiswa lainnya yaitu Dian Ayu Palupi dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis pada juara kedua dan Yuli Astuti dari Fakultas Pertanian di tempat ke tiga.

    Pemilihan Mapres Unsoed 2015 diikuti 12 mahasiswa program S1 dan lima mahasiswa program Diploma. Penilaian Mapres tingkat universitas ini meliputi meliputi bidang penulisan dan presentasi bidang karya tulis ilmiah, bidang kemampuan berbahasa Inggris, bidang pengembangan diri dan bidang Kokurikuler dan Ekstrakurikuler mahasiswa.

    Ekstrak teh hijau sebagai alternatif media penyimpanan gigi atau yang disebut dengan avulsi adalah karya tulis ilmiah yang mengantarkan Catur dalam ajang Mapres tersebut. Ia  menganalisis Epigallocatechin Gallate Ekstrak Teh Hijau (Camellia sinensis) Sebagai Alternatif Media Penyimpanan Gigi Avulsi.

    - Advertisement -

    Penelitian Catur sendiri didasari oleh kebanyakan orang yang  langsung pasrah apabila giginya lepas. Padahal gigi utuh yang terlepas bisa dipasang kembali.  Namun, pada kondisi tidak tersedianya klinik gigi terdekat dapat menyebabkan keterlambatan penanaman kembali gigi yang lepas tersebut.

    Untuk menjaga vitalitas sel ligamen periodontal agar gigi dapat ditanam lagi maka dibutuhkan media penyimpanan.  Catur memiliki ide solutif atas masalah penyimpanan tersebut yaitu pemanfaatan ekstrak teh hijau.

    “Selama ini media penyimpan yang kita kenal adalah HBSS (Hank’s balanced salt solution) yang tidak semua orang mudah mendapatkannya,” jelasnya.

    Ia menganalisis Epigallocatechin Gallate Ekstrak Teh Hijau (Camellia sinensis) Sebagai Alternatif Media Penyimpanan Gigi Avulsi.  “Selain harganya terjangkau, saya kira teh hijau mudah didapat di Indonesia,” jelasnya.

    Catur yang juga Juara 1 Kompetisi Riset Tingkat Nasional Tahun 2013 dan 2014 ini mengungkapkan bahwa jangka waktu standar lepasnya gigi utuh hingga tetap dapat dipasang lagi adalah sekitar dua jam, tapi idealnya 15-20 menit.  Lebih dari itu, maka gigi utuh harus disimpan dan mendapat perlakuan yang tepat.

    “Dengan penggunaan teh hijau maka potensi vialibilitas sel dapat dipertahankan sebesar 97,2 % hingga 24 jam,” ungkapnya.  Hal ini berarti potensi teh hijau mengungguli HBSS yag hanya sebesar 93,3%.

    Tampaknya hal ini dikarenakan teh hijau memiliki sifat antioksidan yang kuat, antiinflamasi, antikarsinogen, antiobesitas, antibakteri, antiviral, antienzymatic effects, termogenik, dan probiotik pada manusia, hewan, maupun studi in vitro” ungkapnya.   Ekstraksi teh hijau dapat dilakukan dengan metode perkolasi.

    “Perkolasi adalah cara penyarian yang dilakukan dengan mengalirkan cairan penyari melalui serbuk simplisia yang telah dibasahi,” ungkapnya.

    Dengan adanya alternatif ini Catur berharap gigi utuh lepas yang bisa menimpa siapapun ini dapat tetap dipasang lagi.  “Jangan membuang gigi anda jika terlepas utuh, jangan sentuh akar giginya, segera ke dokter, dan jika jaraknya jauh maka simpanlah di media penyimpanan yang paling mudah anda dapatkan salah satunya ekstrak teh hijau,” jelasnya.

    Dengan demikian pengembangan EGCG ekstrak teh hijau di Indonesia dapat dilakukan melalui diversifikasi usaha produk olahan teh hijau di bidang kesehatan. “Diversifikasi ini dapat bekerja sama dengan berbagai pihak  untuk memproduksi secara mandiri ekstrak teh hijau sebagai media penyimpanan gigi avulsi yang murah dan mudah didapat,” tutup Catur.[]

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here