
BANDUNG, KabarKampus – Kota Bandung adalah salah satu kota yang memiliki banyak taman dengan tema yang beragam. Mulai dari taman musik, taman jomblo, taman lansia, taman super hero, dan sebagainya. Namun taman-taman tersebut masih dianggap belum pro terhadap penyandang disabilitas. Banyak dari taman tersebut tak bisa diakses oleh orang-orang yang berkebutuhan khusus.
Taman yang berfungsi dengan baik dan pro terhadap penyandang disabilitas menjadi isu yang diangkat sejumlah aktivis Bandung dalam memperingati Hari HAM Internasional di Taman Cikapayang, Bandung, Kamis, (10/12/2015). Karena alasan ini pula mereka menganggap Bandung belum ramah terhadap HAM.
“Sebenarnya taman-taman di Bandung secara tampilan bagus, namun masih diskriminatif sama penyandang disabilitas,” kata Akasia Adjo, salah satu pegiat Komunitas Taman Kota Bandung.
Menurutnya, sejauh ini yang ia tahu sejumlah taman belum memberikan akses bagi penyandang disabilitas. Padahal seharusnya taman bisa dinikmati oles siapa saja.
Tak hanya itu kata Adjo, taman-taman di Bandung juga belum dipikirkan secara detil. Misalkan, taman-taman tersebut tidak boleh ada sudut tajam atau runcing. Karena berbahaya bagi anak-anak.
“Namun kenyataannya banyak desain taman tidak dibuat sedetil itu,” ungkap pria yang sering menyelenggarakan acara di taman ini.
Selain itu kata Adjo, kalau malam sejumlah taman tidak ada lampunya. Seperti di taman Sentrum, Cebeunying, dan Cilaki.
Sementara itu Harold Aron, pegiat LBH Bandung mengatakan, banyak hal yang membuat Kota Bandung belum layak dikatakan sebagai Kota HAM, seperti yang dideklarasikan oleh Ridwan Kamil. Salah satunya adalah taman yang belum memberikan akses bagi penyandang disabilitas.
“Karena itu mereka menyatakan Bandung Belum Ramah HAM.
Kepada Pemkot Bandung, Aron berharap apa yang sudah dideklarasikan direalisasikan. Tidak hanya menjadi jargon belaka.[]