More

    Film “Surat Dari Praha” Dianggap Plagiasi

    Sumber Foto : Goodreads.com
    Sumber Foto : Goodreads.com

    MALANG, KabarKampus – Kesamaan antara judul film dengan kumpulan cerpen “Surat dari Praha” menjadi persolan bagi Yusri Fajar, Dosen Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Brawijaya, sang penulis cerpen. Yusri menganggap ada dugaan plagiasi terhadap bukunya yang dibuat lebih awal dari film tersebut.

    “Sekilas, dari tema dan ide besar film, sama persis dengan buku saya,” kata Yusri kepada wartawan seperti yang dilansir dari kanalsatu, Rabu, (21/01/2016)

    Menurut Yusri, sebelumnya sudah ada dialog dengan penulis skenarionya langsung. Namun mereka tetap berdalih  karya filmnya beda, dan apabila ada kesamaan hanya kebetulan.

    - Advertisement -

    Karena itu Yusri mengaku, terkait dugaan penjiplakan dan pelanggaran hak cipta yang dilakukan Visinema Picture dalam pembuatan film “Surat dari Praha”, ia memastikan bakal mengambil langkah hukum. Langkah itu dinilai paling baik, mengingat tidak ada apresiasi terhadap langkahnya.

    “Kami yakin film itu diadopsi dari buku kumpulan cerpen saya, dengan judul dan cerita yang sama. Kami tetap membuka ruang yang lebar untuk berdialog mengenai masalah ini, tapi kalau tidak ada titik temu, kami ambil langkah hukum,” ujarnya.

    Sementara itu, Farid Ramdhani, tim hukum Yusri mengatakan sudah ada bukti karya novel Yusri dijiplak film yang diproduseri Glenn Fredly dan Angga Dwimas Sasongko. Seperti judul, cover, tema dan ide besar, hampir sama semua.

    Menurut dia, beberapa tuntutan harus dituruti Visinema Picture, bila tak ingin berhadapan dengan hukum. Salah satunya menindaklanjuti hasil dialog yang sudah dilakukan sejak Agustus tahun lalu.

    Buku karya Yusri merupakan buku kumpulan cerpen, dan salah satu cerpennya berjudul “Surat Dari Praha”. Cerpen tersebut menceritakan tentang seorang mahasiswa yang dikirim oleh Presiden Soekarno ke Praha, Republik Ceko karena tragedi di Tanah Air, untuk menempuh pendidikan di negeri itu. Namun, karena adanya konflik di Indonesia pada 1960-an, akhirnya mahasiswa itu tak bisa kembali ke Indonesia, dan hanya bisa berkomunikasi lewat surat.[]

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here