More

    Mahasiswa UMY Kritisi Tayangan Televisi Dengan Dua Buku

     

    Diskusi peluncuran buku : Televisial (Merayakan Budaya Menonton, Membaca Program Televisi) dan Televishit JNCK (Jikalau Nonton Cermati dan Kritisi) di Gedung Telkomsel Loop Station, Yogyakarta, Sabtu, (09/01/2016). Foto : UMY
    Diskusi peluncuran buku : Televisial (Merayakan Budaya Menonton, Membaca Program Televisi) dan Televishit JNCK (Jikalau Nonton Cermati dan Kritisi) di Gedung Telkomsel Loop Station, Yogyakarta, Sabtu, (09/01/2016). Foto : UMY

    YOGYAKARTA, KabarKampus – Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) punya cara sendiri untuk mengungkapkan kegelisahannya terhadap tayangan televisi di Indonesia. Caranya adalah dengan membuat sebuah buku.

    Buku yang dibuat berjudul : Televisial (Merayakan Budaya Menonton, Membaca Program Televisi) dan Televishit JNCK (Jikalau Nonton Cermati dan Kritisi). Kedua buku tersebut dibuat oleh Mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi Konsentrasi Broadcasting angkatan 2013 Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY).

    - Advertisement -

    Buku ini diluncurkan di Gedung Telkomsel Loop Station, Yogyakarta, Sabtu, (09/01/2016). Hadir dalam peluncuran buku ini yaitu, Holy Ravika selaku pengamat media dari Remotivi, Anugerah Pambudi Wicaksono, selaku anggota LSM Masyarakat Peduli Media (MPM), Heri Setiawan dan Lintang selaku editor buku.

    Lussy Mentari, salah satu mahasiswa mengatakan, kedua isi buku ini berisikan kritikan mahasiswa broadcasting UMY terkait dengan kegelisahan mereka atas kondisi tayangan-tayangan televisi saat ini. Merekka menganggap isi tayangannya televisi di Indonesia banyak yang kurang mendidik dan kurang memberikan informasi bagi masyarakat.

    “Selain itu kepentingan-kepentingan politik dalam kepemilikan media turut mempengaruhi isi tayangan dan pemberitaan di media massa saat ini,” kata Lussy dalam acara pelucuran buku.

    Ia menuturkan, gagasan pada buku ini diambil dari tugas kuliah Hukum dan Etika Media Massa. Kemudian tulisan yang dibuat disatukan untuk dibuat menjadi buku.

    Sementara itu, Pambudi Wicaksono, selaku anggota LSM Masyarakat Peduli Media (MPM), Heri Setiawan mengatakan, masyarakat butuh adanya literasi media, agar pembodohan akan tayangan-tayangan tidak terus-terusan membodohi masyarakat. Kekuatan literasi media berada pada riset, dan juga kekuatan persepsi masyarakat terhadap sebuah tayangan.

    “Sebagai masyarakat yang paham akan kondisi media saat ini sudah seharusnya kita bersama-sama melakukan gerakan literasi media kepada masyarakat yang masih awam terhadap kondisi media saat ini,” katanya.

    Salah satu literasi yang dapat dilakukan menurut Pambudi yaitu dengan membaca buku-buku karya mahasiswa broadcasting UMY. Karena di dalam buku ini turut dijelaskan bagaimana kondisi media saat ini dan pelanggaran-pelanggaran yang telah dilakukan oleh media dalam menyiarkan sebuah tayangan.

    Tradisi membuat buku dikalangan mahasiswa konsentrasi broadcasting UMY sudah dilakukan sejak tahun 2008. Bahkan terdapat beberapa buku karya mahasiswa broadcasting UMY yang telah berada di National Library of Australia.[]

     

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here