More

    Mahasiswa UIN Jakarta Nilai Rektor Asal-asalan Membuat Pedoman Akademik

    Mahasiswa UIN Jakarta menggelar aksi di depan Rektorat UIN Jakarta, Kamis, (17/03/2016). Foto : Rizki
    Mahasiswa UIN Jakarta menggelar aksi di depan Rektorat UIN Jakarta, Kamis, (17/03/2016). Foto : Rizki

    CIPUTAT, KabarKampus – Puluhan Mahasiswa yang tergabung dalam Aliasi Mahasiswa 2015 (AM2015) menggelar aksi protes di depan gedung Rektorat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Kamis, (13/03/2016). Aksi ini untuk mempertanyakan sikap kampus UIN Jakarta yang dinilai inkonsisten serta asal-asalan dalam menerapkan aturan bagi mahasiswa tahun ajaran 2015-2016.

    Mahasiswa mendesak agar  Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dapat mengambil sikap tegas terkait rancunya Pedoman Akademik yang menerapkan pembatasan masa studi maksimal lima tahun. Karena dalam surat pernyataan yang diberikan pada tanggal 29 Juli 2015 lalu, pihak kampus menyatakan masa studi maksimal selama-lamanya untuk Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta S1 yaitu 14 semester atau tujuh tahun.

    “Kami sangat berharap kepada Prof. Dr. Dede Rosyada  selaku Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dapat mengambil sikap tegas soal tidak sesuainya pedoman akademik dengan surat pernyataan yang dibagikan bulan Juli 2015 lalu,” kata Nur Cholis Hasan, Korlap AM205.

    - Advertisement -

    Ia mengatakan, dalam surat penyataan yang disampaikan tertulis masa studi maksimal selama-lamanya untuk Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta S1 yaitu 14 semester atau tujuh tahun. Sementara, yang tercantum dalam buku Pedoman Akademik Tahun Ajaran 2015-2016  menyatakan masa studi maksimal S1 bagi mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta selama-lamanya 10 semester atau lima tahun.

    Menurut Nur Cholis, mereka menduga pihak  kampus dalam proses pembuatan pedoman akademik bagi tahun ajaran 2015-2016 adalah hasil  copypaste dari pedoman yang lama. Pihak kampus hanya mengganti tanggal tahun ajarannya saja.

    ”Kami menduga pihak kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta asal-asalan dalam proses pembuatan pedoman akademik, seperti yang kami lihat pedoman akademik mahasiswa tahun ajaran 2014, tidak jauh berbeda dengan pedoman akademik 2015. Padahal buku itu sangat penting serta menjadi rujukan untuk mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah,” terang Cholis

    Hal senada disampaikan oleh Rizki Irwansyah, Komite Aksi AM15. Ia mengatakan jika proses pembuatan akademik saja-asalan, tidak pantas UIN Syarif Hidayatullah menjadi World Class University.

    “Meski wacana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta akan menjadi World Class University sudah digulirkan sejak 2014 lalu, tetapi kenyataannya proses pembuatan Pedoman Akademik saja masih asal-asalan. Jika terus saja seperti ini tidak pantas UIN Syarif Hidayatullah Jakarta untuk menjadi WCU,” tambahnya.[]

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here