More

    Peringatan Pembantaian Orang Aborigin di Sydney Kini Semakin Ramai

    ABC AUSTRALIA NETWORK
    Jean Kennedy, Bill Code dan Andrew Griffits

    Patung Gubernur Lachlan Macquarie di taman Hyde Park, Sydney (Foto: ABC/Justin Bull)
    Patung Gubernur Lachlan Macquarie di taman Hyde Park, Sydney (Foto: ABC/Justin Bull)

    Sedikitnya seribu warga menghadiri peringatan peristiwa pembantaian orang aborigin di pinggiran Sydney yang terjadi 200 tahun lalu. Pejabat hingga warga keturunan korban dari suku Dharawal turut meramaikan peringatan itu.

    Menurut versi pemerintah ada 14 orang aborigin yang dibunuh di daerah Appin di luar Kota Sydney. Namun versi lain menyebutkan jumlah korban lebih besar dari itu.

    - Advertisement -

    Pada tahun 1816, Gubernur Lachlan Macquarie mengirim tiga resimen tentara ke Appin dengan perintah “membasmi orang kulit hitam yang bermasalah” seperti disebutkan dalam catatan harian sang gubernur.

    Warga Appin baik pria dan wanita dewasa maupun anak-anak diusir dari perkampungan mereka sampai mereka hingga terjungkal ke jurang dan menemui ajalnya.

    Hari Minggu (17/04/2016) para keturunan korban dari suku Dharawal berbaur bersama Gubernur New South Wales David Hurley untuk mengenang peristiwa tersebut.

    Salah seorang warga, Ivan Wellington, kepada ABC mengatakan yang sangat memilukan adalah kenyataan bahwa anak-anak pun tidak dikecualikan dari tindakan brutal. Warga Dharawal lainnya bernama Glenda Chalker yang merupakan keturunan korban yang selamat dari pembantaian mengaku terharu dengan hadirnya ribuan orang dalam peringatan ini.

    Tindakan militer saat ini merupakan bagian dari saling serang antara pendatang Eropa dengan orang aborigin di sepanjang sungai Nepean River, di tahun-tahun awal kolonialisasi Australia.

    “Ada perintah untuk menyebarkan teror kepada warga aborigin yang selamat, yaitu dengan cara menggantung korban yang mati di pohon-pohon,” kata Chalker.

    Gavin Andrews, keturunan aborigin setempat mengatakan, serangan ini merupakan keputusan perintah untuk menggelar operasi militer melawan penduduk setempat. “Menurut saya, dalam sejarah Australia, peristiwa Appin itu merupakan bentuk pernyataan perang,” katanya.

    “Waktu itu instruksi untuk tanah koloni adalah, jika anda butuh tanah dari orang hitam yang menghalangi, tidak apa-apa jika anda membunuh mereka,” ujar Andrews.

    Peringatan 2 abad peristiwa itu sekaligus menyoroti tindakan Gubernur Macquarie saat itu. Dalam laporan Radio National ABC belum lama ini disoroti apakah sang gubernur yang dijuluki “Bapak Australia” tersebut “terlibat pembunuhan massal”.

    “Gubernur Macquarie mengeluarkan perintah kepada prajurit sebelum mereka terjun ke lapangan,” jelas Dr John Connor, dosen sejarah dari University of New South Wales.

    “Perintah yang dia keluarkan berbunyi, jika orang aborigin melawan, maka prajurit berhak menembak mereka,” jelas Dr Connor.

    “Orang aborigin jika terbunuh, maka akan digantung di pohon di daerah itu juga untuk memberi pelajaran bagi penduduk lainnya, agar tidak menyerang lahan pertanian para pendatang,” katanya.

    Glenda Chalker menambahkan, peringatan ini semakin ramai setiap tahunnya. Namun karena peristiwa ini tidak dipelajari dalam buku sejarah di sekolah, maka “banyak orang yang tidak tahu apa yang terjadi”.

    Kini sebuah petisi diajukan ke Gubernur David Hurley untuk secara resmi meminta maaf atas tindakan Gubernur Macquarie, namun Chalker mengaku belum tahu bagaimana bentuk permintaan maaf itu nantinya. []

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here