ABC AUSTRALIA NETWORK

Sebuah kota di Tasmania dengan puluhan bangunan bergaya art deco klasik dipasarkan seharga $11 juta. Baru sepekan dipasarkan sudah berhasil menarik minat dari sejumlah pembeli potensial di dalam dan luar negeri.
Kota Tarraleah terletak di pusat dataran tinggi dan dibangun pada 1930 sebagai tempat kediaman sebagaian besar para pekerja migran dari Eropa untuk perusahaan yang belakangan dikenal sebagai Komisi Listri Hydro atau sekarang Hydro Tasmania.
Kota ini dulunya dihuni oleh ribuan pekerja dan baru sebagian besar ditinggalkan terbengkalai oleh penghuninya pada 1990. Gedung-gedung yang terdapat di kota ini termasuk diantaranya sebuah gereja, bioskop, sekolah dan rumah-rumah masih utuh namun memang ada beberapa yang nyaris runtuh.
Pemilik kota ini sekarang, Julian Homer selama 13 tahun terakhir berusaha merenovasi 33 bangunan bergaya art deco di kota ini dan setelah selesai melakukan proyek renovasi itu Ia berencana menjual kota miliknya tersebut.
Seluruh bagian dari kota ini sekarang ditujukan untuk kegiatan pariwisata.
Agen real estate, John Blacklow mengatakan sejumlah pembeli potensial sudah mengaku berminat terhadap kawasan seluas 145-hektar tersebut. “Kota ini baru dipasarkan sejak Kamis lalu tapi kami sudah mengeluarkan 30 sampai 40 laporan properti.”
“Beberapa dari peminat berasal dari luar negeri, banyak juga peminat dari negara bagian lain. Saya pikir lebih banyak orang yang penasaran saja dan hendak mengetahui apa sebenarnya penawaran ini.”
Dia mengatakan kota ini yang mencakup lodge, bar, cafe, bendungan untuk memancing ikan trout dan 35 ekor ternak dataran tinggi, bisa dipasarkan hingga $11juta (sekitar Rp111 miliar) dan akan sangat cocok dijadikan lokasi pariwisata.
Ingrid Mitchell tinggal di Tarraleah ketika masih anak-anak di akhir 1960-an ketika ayahnya bekerja untuk Hydro. “Saya sangat sedih mendengar kota itu akan dijual,” katanya.
“Kita memiliki banyak kebebasan di kota itu, di musim panas udaranya akan sangat panas, dan di musim dingin akan dingin sekali udaranya dan salju tebal,” ujar Ingrid Mitchell.
“Masyarakat disana sangat menyenangkan. Kami punya tukang daging, pusat perbelanjaan dan sekolah disana selalu sibuk, kantor pos dan juga kolam renang.”
“Kami biasanya menggelar pesta natal di balai besar setiap tahunnya, menyenangkan sekali,” katanya.
Mitchell mengatakan dirinya sangat ingin kota itu tetap dimiliki oleh orang lokal. “Kawasan itu sangat bagus untuk dijadikan lokasi berkemah. Mungkin Tarraleah akan menjadi semacam base untuk para turis.”
Seorang pelancong, Max Attenborough sangat terpesona dengan tempat peristirahatan bergaya art deco di kota ini.
“Saya seorang tukang bangunan dan Anda bisa melihat gaya dari bangunan-bangunan di kota ini dan sudah tidak ada lagi orang yang membangun gedung atau rumah seperti itu, jadi sangat indah sekali,” ungkap Max Attenborough.
Pengunjung lainnya, Greg Radford, juga melihat kota itu banyak memiliki potensi. “Semua bagian dari kota itu terjaga dengan baik, kebun-kebunnya indah, kota ini benar-benar sesuatu yang harus dipelihara.” []