AUSTRALIA PLUS
Setelah menghabiskan lima minggu tinggal dan bekerja di kawasan perternakan di Kawasan Australia Utara, Satria Maulana dan Muhammad Fiqhi, dua mahasiswa asal Indonesia mengaku ‘enggan untuk pergi’.
Satria dan Fiqhi adalah dua diantara 20 siswa peternakan yang mengikuti program pastoral Australia Indoensia. Program ini digagas oleh Asosiasi Peternakan Kawasan Australia Utara, dengan tujuan untuk memperkuat industri ternak diantara kedua negara.
Satria dan Fiqhi telah banyak menimba pengalaman di peternakan Pigeon Hole, di kawasan Victoria River District. Mereka sudah berkemah selama berminggu-minggu, mengerahkan ternak kuda, mengurus hewan ternak lainnya, bahkan terlibat dalam upaya reproduksi hewan ternak.
“Hari ini kami menghimpun dan bekerja dengan hewan-hewan ternak baru lahir juga memindahkan [sapi] ke peternakan lainnya,” ujar Satria kepada ABC Rural.
Satria mengaku bekerja dengan menunggang kuda jauh lebih menyenangkan daripada mengurus hewan ternak seharian penuh.
Tak hanya itu, ia pun mengatakan jika keterampilan berkudanya semakin baik.
Terlepas dari sejumlah suara anjing liar dan babi di malam hari, Satria mengaku sangat senang dengan berkemah di peternakan tersebut. Juga ia merasa sangat diterima oleh masyarakat sekitar.
“Kami merasa seperti keluarga dengan yang lainnya, karena kita makan malam dan sarapan bersama,” katanya.
“Kami bercanda saat menyelesaikan pekerjaan, kami sangat dekat dengan mereka semua.”
“[Mereka] guru yang baik, kami belajar banyak dari mereka dan mereka memahami kemampuan kami.”
“Saya akan merindukan mereka, suasana disini, semuanya.”
Satria berharap pengetahuan yang telah didapatnya di Kawasan Australia Utara ini akan bermanfaat baginya untuk memiliki peternakan sendiri, dengan skala yang lebih kecil, di Indonesia kelak.
Matt Rippon, manajer peternakan Pigeon Hole mengatakan Satria dan Fiqhi langsung berkecimpung saat tiba di peternakannya.
“Mereka tidak mendapatkan banyak waktu untuk bisa menyesuaikan diri, tapi mereka langsung ke lokasi peternakan dan terjun,” kata Matt.
Setelah mengikuti program selama lima tahun terakhir, Matt mengatakan keduanya adalah termasuk siswa terbaiknya.
Matt mengaku program tersebut sangat juga membantu industri hewan ternak di Kawasan Australia Utara.
“Pangsa pasar kami hanya Indonesia, dan orang-orang seperti mereka ini cukup cerdas, mereka mengenyam pendidikan di universitas, beberapa dari mereka bahkan telah mendapat pekerjaan bagus di industri peternakan dan pemerintahan,” ujarnya. []