More

    MasterChef Australia 2010: Jelajahi Kuliner Antar Budaya

    Marion Grasby dan Allison Chan
    AUSTRALIA PLUS

    Marion Grasby adalah kontestan MasterChef Australia seri kedua tahun 2010 yang sangat populer. Ia pindah dari Sydney ke Bangkok – agar lebih dekat dengan produsen dan pemasok untuk berbagai masakannya, di ‘Marion’s Kitchen (Dapur Marion). Keahlian ibunya memasak makanan Thailand dan makanan Asia lainnya menjadi bagian besar dari masa kanak-kanak Marion. Ia lahir di Darwin dan dibesarkan di Papua Nugini.

    Marion Grasby di sebuah pasar di Thailand  Supplied: Claudio Raschella
    Marion Grasby di sebuah pasar di Thailand.Supplied: Claudio Raschella

    Sebagai seorang anak kecil, apa mimpi anda?
    “Saya punya begitu banyak ide berbeda ketika saya masih kecil. Dibesarkan di beberapa tempat yang berbeda, saya bisa melihat bahwa ada dunia luas di luar sana. Saya tadinya ingin jadi mata-mata internasional, lalu ingin jadi pengacara, kemudian jurnalis. Akhirnya saya memang menjadi seorang jurnalis, sehingga salah satu mimpi saya tercapai -mata-mata internasional tak terkabul.”

    - Advertisement -

    Anda lahir di Darwin dan dibesarkan di Papua Nugini. Apakah Anda memiliki kenangan kuliner terkait wilayah itu?
    “Menurut pendapat saya, Darwin adalah suatu bagian yang berbeda dari Australia. Kenangan saya tentang Darwin adalah pasar makanan Asia, makan mangga, menumbuhkan cabai di halaman belakang kami, dan makan lumpia renyah serta laksas pada hari Sabtu pagi di pasar. Bagi saya , Darwin memiliki cita rasa yang benar-benar Asia -mungkin juga karena ibu dan teman-temannya serta komunitas Asia di sana.

    Di Papua Nugini, saya pergi ke pasar lokal dengan ibu karena ia dan keluarganya adalah orang-orang yang gemar masak. Saya ingat baunya yang tajam. Saya selalu suka pergi ke pasar segar, khususnya, karena Anda bisa melihat produknya -buah, daging, makanan laut –langsung sembari bisa berbicara dengan orang.”

    Apa efek dari banyak melakukan perjalanan pada usia muda?
    “Itu memberi Anda penghargaan terhadap sikap orang yang berbeda. Anda benar-benar tak bisa menganggap sesuatu secara cuma-cuma. Saya suka fakta bahwa hidup di Papua Nugini adalah pengalaman yang berbeda, dan memberi saya banyak kenangan berbeda dari sekolah asrama di Australia.

    Hidup di negara seperti Papua Nugini memberikan apresiasi yang sangat mendalam atas negara-negara yang saya bilang.. jauh lebih beruntung, seperti Australia. Ada orang-orang di Papua Nugini yang nasibnya tak bisa berubah – tak peduli seberapa keras mereka belajar. Kadang-kadang akses ke sekolah tak semudah seperti di Australia. Saya rasa, tumbuh besar, dan melihat banyak orang dan pengalaman mereka membuat saya menghargai hal-hal yang lebih mudah atau lebih mudah diakses di Australia.”

    Anda menyebutkan ibu anda beberapa kali. Apa saja beberapa pelajaran dan nilai-nilai yang Anda petik darinya?
    “Ibu saya dibesarkan di sebuah desa yang sangat kecil sekitar empat jam di sebelah barat Bangkok. Ia kebetulan bertemu ayah saya di Bangkok pada usia 20-an tahun. Desanya adalah tipikal desa persawahan padi.

    Suatu waktu, ia berkata kepada saya, “Tempat saya berasal sungguh kecil. Impian terbesar saya saat masih kanak-kanak adalah untuk memiliki mobil “. Baginya, itu jelas luar biasa karena tak ada yang memiliki mobil di desanya. Kembali ke desa dan melihat bagaimana kehidupan di sana jauh lebih sederhana, benar-benar membuat saya menghargai seberapa jauh ia berjalan dan belajar untuk membangun dirinya di Australia. Ia telah mengajarkan saya bahwa jika Anda bekerja cukup keras, dan berharap cukup keras, Anda bisa meraih kesuksesan anda sendiri.”

    Mengapa Anda memutuskan untuk pindah ke Thailand?
    “Kami mulai bisnis masakan saya, Marion Kitchen, lima tahun lalu. Itu adalah mimpi besar yang menjadi kenyataan bagi saya. Saya selalu melakukan perjalanan ke Thailand tapi tak pernah memiliki kesempatan untuk hidup dan bekerja di sini.

    Untuk bisa kembali dan menciptakan hubungan yang saya miliki dengan produsen lokal di sini, dan benar-benar membenamkan diri saya di negara ibu saya telah benar-benar menakjubkan. Itulah salah satu faktor motivasi terbesar untuk pindah ke sini. ”

    Apa bedanya dengan tinggal dan bekerja di Australia?
    “Ada lebih banyak ayam goreng di mana-mana, dan itu bagus! Bangkok adalah kota yang dinamis.

    Kota ini lebih dari sekedar pusat makanan kaki 5, bar, atau tempat belanja. Saya selalu menggambarkannya sebagai New York versi Asia. Ada begitu banyak distrik yang berbeda dan pengalaman untuk dimiliki – apakah Anda ingin memiliki pengalaman budaya yang otentik atau tradisional, seperti melihat kuil, atau ingin yang lebih trendi seperti ke bar di atas gedung dan minum koktail. Anda bisa melakukan itu semua di Bangkok. Tak mungkin untuk mengatakan bahwa Anda seorang ahli di kota itu karena saking besar dan indah-nya. ”

    Apa dampak hidup di Bangkok terhadap pekerjaan Anda?
    “Mampu memahami budaya Thailand -sebagai seseorang yang tinggal dan bekerja di sini -telah menjadi kurva belajar yang sangat curam untuk saya.

    Meskipun saya sudah bepergian ke begitu banyak tempat dan ibu saya dari Thailand, sangat berbeda ketika Anda benar-benar di sini, dan bekerja di sini dan berteman di sini. Mampu memahami isu-isu budaya, yang sangat khas Thailand atau negara-negara Asia, dan mampu menerjemahkan itu untuk membentuk hubungan yang kuat dengan produsen, pemasok, kontak bisnis, teman-teman saya telah menjadi kurva belajar yang sangat besar sekaligus sesuatu yang sangat saya nikmati. ”

    Apa yang Anda rindukan tentang Australia?
    “Sangat sulit untuk mendapatkan Promite (mayonais khas Australia) di sini – ya, saya penggemar Promite. Anda bisa mendapatkan Vegemite (serupa mayonais pula) di sini. Tapi saya rindu Promite dan roti bulat yang enak. Saya rindu teman-teman dan keluarga di Australia.

    Dan saya benar-benar rindu tinggal di Sydney dan punya Bondi di sana dan berjalan di sepanjang pantai. ”

    Setelah hari yang panjang, apa yang suka Anda masak di rumah untuk diri sendiri?
    “Umumnya, saya suka sesuatu yang sederhana karena saya pasti sudah sibuk dengan resep atau pengujian produk. Sayuran Asia yang bagus, dikukus dengan percikan saus tiram dan sedikit cabai, cukup baik ketika Anda sudah makan segala macam kari , tumis dan sup. Saya suka semangkuk besar sayuran Asia. Itu membuat Anda merasa lebih baik tentang apa yang Anda makan. ”

    Bayangkan Anda memiliki kesempatan untuk menjadi tuan rumah pesta barbeque – di mana saja di Australia. Jika Anda bisa mengundang tiga tamu Australia (hidup atau mati) -siapa mereka? Apa menunya? Di mana tempatnya?
    “Ayah saya karena ia menceritakan lelucon terburuk. Teman baik saya, Adam Liaw [pemenang MasterChef 2010] karena saya tak cukup berbincang-bincang dengannya dan ia adalah manusia yang menakjubkan. Saya juga akan mengundang Maggie Beer [chef dan produsen makanan]. Saya harap bahwa ia akan membawa makanan penutup karena saya sangat buruk dalam membuat makanan penutup.

    Saya agak merasa bersalah karena menempatkan cita rasa Asia pada segala sesuatunya. Apakah itu bawang putih, ketumbar, merica, udang, karena tak ada yang bisa mengalahkan rasa udang saat barbeque. Dan beberapa cumi-cumi panggang dengan saus nam jim Thailand yang enak. Dan tentu saja, daging domba – karena saya hampir tak bisa makan domba di Thailand – dan menyajikannya dengan ketumbar, saus sambal. Dan itu akan berada di sebuah pantai di Sydney. ”

    Apa yang akan anda sarankan kepada diri Anda sendiri di usia 15 tahun?
    “Bersabarlah. Segalanya tak selalu sesuai rencana, yang sebenarnya baik-baik saja. Jangan terpaku pada hal-hal yang salah.” []

    - Advertisement -

    2 COMMENTS

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here