More

    Mural Bendera OPM di Darwin Tidak Dihapus Meski Dikritik Indonesia

    ABC AUSTRALIA PLUS

    Konsulat Jenderal RI untuk Darwin, Andre Siregar membantah telah menekan pemilik dinding untuk menghapus mural yang menampilkan bendera Papua Barat, namun mengatakan pihaknya memang telah melaporkan keberadaan mural itu ke Jakarta.

    Aktivis pembebasan Papua Barat Piter Elaby memberikan sapuan akhir mural di pusat kota Darwin pada Australia Day 2016 lalu.  ABC News: Felicity James
    Aktivis pembebasan Papua Barat Piter Elaby memberikan sapuan akhir mural di pusat kota Darwin pada Australia Day 2016 lalu.
    ABC News: Felicity James

    “Mural itu merupakan sesuatu yang kita hormati, Kita harus menghormatinya tapi harap diingat kalau gambar semacam itu adalah sesuatu yang ofensif bagi kami,” kata Siregar.

    - Advertisement -

    Siregar mengatakan sebagai Perwakilan Pemerintah Indonesia di Darwin dirinya telah menyampaikan posisi Indonesia mengenai Papua Barat.

    “Tentu saja ini merupakan bendera dari kelompok separatis – mereka menginginkan Papua Barat menjadi negara sendiri,” kata Siregar.

    “Mereka tidak mempedulikan 2,5 juta warga Papua yang telah mengikuti pemilu dan memberikan pilihan mereka dan juga 3,9 juta warga Papua yang tinggal di sana,”

    “Jadi sebagai perwakilan Pemerintah Indonesia di Darwin Saya telah menyampaikan situasi ini kepada Pemerintah NT dan Kami tidak ingin mereka kurang informasi.”

    Siregar mengatakan kepada ABC kalau dirinya tidak mengetahui sama sekali mengenai “tekanan pihak luar” dan desakan untuk menghapuskan mural tersebut.

    “Saya kira Saya orang terakhir yang mengetahui hal itu, seseorang harus menunjuk orang yang perlu dipersalahkan,” kata Siregar.

    Siregar mengatakan pemilik bangunan – Carlo Randazzo, Wakil Konsul untuk Italia – menghubunginya mengenai hal ini pekan lalu.

    “Dia mengatakan ‘Kami akan membersihkan [mural] itu’, Saya katakan ‘itu dinding Anda, dinding Anda’- dia hanya memberikan saya kabar terbaru mengenai hubungan mereka dengan mereka yang melukis mural itu.

    “Saya juga telah secara tidak resmi berbicara dengan Peter Styles mengenai hal ini, dan dia meminta Menteri Urusan Multikultural untuk membahasa masalah ini. Tapi lagi-lagi Saya tidak terlalu mengikuti pembahasannya,” kata Siregar.

    Isu lukisan mural besar yang menampilkan gambar Bendera Gerakan Papua Merdeka di pusat Kota Darwin ini mencuat setelah seniman yang melukis mural itu pada Juni 2015, diminta untuk menghapus mural tersebut oleh pegawai dari Randazzo Properties.

    Email yang ditujukan bagi seniman itu menyebutkan adanya ‘tekanan luar’ sebagai alasan agar lukisan mural itu segera dan mendesak untuk dihapus.

    Mural itu sendiri juga menampilkan Bendera Aborijin dan dilukis sebagai symbol solidaritas antara kedua kelompok.

    Siregar mengatakan Konsulat Jenderal RI di Darwin menghormati kebebasan berekspresi di Australia, dia menjelaskan kepada pejabat Indonesia yang berkunjung kalau mural bendera Papua Barat tidak merefleksikan sikap warga Australia.

    “Sekarang setelah 8 bulan ada banyak juga warga NT yang bertanya kepada Saya dan bertanya ‘ada apa dengan bendera itu?’ kata Siregar.

    Siregar juga mengatakan Indonesia bekerja untuk memperbaiki catatan penegakan hak asasi manusianya.

    “Jika ada beberapa kekhawatiran tentang hak asasi manusia, sebagai negara berkembang kita semua berjuang untuk memastikan tidak ada lagi pelanggaran hak asasi manusia, bahkan jika ada pelanggaran, Kami berkomitmen untuk meluruskan kesalahan-kesalahan tersebut.” []

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here