ENCEP SUKONTRA
Sejak Jumat (05/08/2016) Alfiyan Harfi, seniman asal Cilacap sudah tiba di Bandung. Niatnya untuk ikut lomba Lukis Cat Air rangkaian Watercolour Expression III di Gedung Indonesia Menggugat (GIM), Bandung.
Sebenarnya lomba yang digelar Indonesia Watercolour Society (IWS) itu baru dimulai esok harinya. Namun guru lembaga pendidikan Islam tingkat SMA dan SMP, Madrasah Aliyah dan Madrasah Tsanawiyah Mafatihul Huda, Cilacap, ini sengaja datang lebih awal.
“Untuk menikmati suasana Bandung sambil cari tempat melukis,” kata Alfiyan Harfi saat berbincang dengan KabarKampus di Gedung Indonesia Menggugat, Jalan Perintis Kemerdekaan, Bandung, Sabtu (06/08/2016).
Lomba ini mensyaratkan peserta menggunakan teknik plein air atau melukis langsung di lokasi objek. Tema lukisan harus sesuai dengan tema pameran, yakni “Halo-halo Bandung.”
Karena sudah menandai tempat yang bagus, Alfiyan Harfi langsung menuju tempat perempatan Jalan Braga-Naripan.
Di lokasi tersebut ia melukis dua gedung tua yang berhadap-hadapan, gedung yang dipakai LBKN Antara dan satu lagi gedung yang dipakai toko roti. Kedua gedung terpisah Jalan Braga. Keduanya memiliki arsitektur Eropa yang khas dan klasik.
Alfiyan Harfi berhasil “memindahkan” dua gedung ke atas kertas lukis ukuran A3. Lukisan itu diberi judul “Sudut Braga.”
“Bagi saya yang terpikir soal Bandung adalah banyak gedung-gedung tua,” ujarnya.
Di kampung asalnya, jumlah bangunan-bangunan dengan gaya arsitektur Eropa jarang. Sehingga pria yang lama mengenyam pendidikan agama ini bekerja total saat melukis bangunan heritage di Bandung.
Ia berharap, Bandung bisa mempertahankan dan melestarikan heritagenya. Baginya bangunan-bangunan tua bersejarah menyimpan “ingatan” warganya.
“Beberapa bulan sebelum melukis di Bandung, saya pernah mimpi melukis di Eropa. Rupanya kini saya melukis di Paris van Java,” ujarnya.
Tujuh anggota juri Lomba Lukis Cat Air-Watercolour Expression III memutuskan lukisan “Sudut Braga” sebagai pemenang. Total peserta yang mengikuti lomba ini 58 orang, kebanyakan dari Bandung.
Alfiyan Harfi tidak mengira lukisannya akan menjadi pemenang mengingat peserta lomba memiliki skill yang baik dalam melukis dengan cat air. “Banyak masternya,” ujarnya.
Ia menjalani hobinya melukis sejak sekolah di madrasah dua tahun lalu. Awalnya ia suka menggambar atau membuat sketsa hitam-putih. Belakangan ia mulai mempelajari seni lukis cat air.
Keterampilan melukis ia pelajari secara otodidak. Untuk belajar melukis cat air ia rajin membuka internet. Ia mengikuti grup Facebook Indonesia Watercoluor Society—komunitas pelukis yang menggelar Watercolour Expression III. Ia juga sering mencontek di Youtube.
“Jadi kuliah saya di Youtube,” ujar pria kelahiran 30 November 1986.
Di Cilacap, ia turut mendirikan Komunitas Sketsa Cilacap. Kegiatannya seperti komunitas sketsa yang ada di Bandung, yakni membuat sketsa isi kota.
Sedangkan sekolah formalnya ia habiskan mendalami ilmu agama Islam. SMA ia tamatkan di Madrasah Aliyah Negeri Majenang. Sempat kuliah di Universitas Islam Negeri Yogyakarta mengambil filsafat, namun hanya berjalan selama dua tahun.
“Waktu kuliah saya lebih banyak aktif di kegiatan sastra, akhirnya kuliahnya tak jelas,” ujarnya.
Setelah kuliahnya yang tak tamat, ia mulai mengajar. Tetapi kini mengajar di MA maupun MTS mensyaratkan harus S1. Ia pun kembali kuliah mengambil Pendidikan Agam Islam di STAIMA Banjar, Jawa Barat.
Kemenangan Alfiyan Harfi bisa dibilang kejutan. Ia menang di Bandung dimana aktivitas pelukisnya cukup tinggi. Alfiyan yang berasal dari Cilacap menunjukkan bahwa potensi seniman di Indonesia bisa datang dari daerah tak terduga.
“Lewat lomba ini kita mendapat sesuatu yang baru, bahwa pemenangnya dari Cilacap, daerah yang mungkin kurang diketahui kegiatan seninya. Kemenangan Alfiyan seolah-olah kita menemukan potensi seni dari daerah yang tak terduga,” ungkap salah seorang juri, Yus Arwadinata, seniman cat air asal Bandung.
Asian Watercolour Expression III sendiri digelar dari 2 – 10 Agustus 2016. Acara ini diikuti pelukis-pelukis dari Indonesia, Malaysia, Singapura, Filipina, Myanmar, Hongkong dan Korea Selatan. []
Terus berkarya untuk bangsa