More

    Mahasiswa Tidak Mampu UGM Dapat Sepeda Gratis

    Salah satu orang tua mahasiswa sujud syukur anaknya diterima di UGM serta mendapat sepeda gratis dari UGM. Foto :  Donnie/UGM
    Salah satu orang tua mahasiswa sujud syukur anaknya diterima di UGM serta mendapat sepeda gratis dari UGM. Foto : Donnie/UGM

    YOGYAKARTA, KabarKampus – Universitas Gadjah Mada (UGM) memberikan sepeda onthel kepada mahasiswa baru yang tidak mampu. Sepeda ini diberikan kepada lima mahasiswa dalam acara Temu Orang Tua Mahasiswa Baru Universitas Gadjah Mada di Grha Sabha Pramana UGM, Senin, (01/08/2016).

    Kelima mahasiswa ini berasal dari orang tua dengan beragam latar belakang profesi. Diantaranya sopir angkot, pemulung, pedagang es tebu, pedagang pakaian, dan penjaga toko. Mereka merupakan perwakilan orang tua mahasiswa penerima beasiswa bidik misi UGM.

    Salah satunya Mawardi (65), yang berprofesi sebagai sopir angkot. Mawardi merupakan ayah dari Mutmainnah, mahasiswa baru yang diterima di Fakultas Farmasi UGM.

    - Advertisement -

    Mawardi langsung sujud syukur saat Prof. Ir. Dwikorita Karnawati,M.Sc., Ph.D., Rektor UGM menyerahkan sepeda ontel untuk anak sulungnya tersebut. Ia tak kuasa menahan haru, karena teringat perjuangan panjangnya dalam menyekolahkan Mutmainnah masuk UGM yang akhirnya tercapai.

    “Bisa kuliah di UGM memang sudah menjadi cita-cita anak saya sedari kecil. Alhamdulilah keinginannya itu bisa terwujud,” kata Mawardi di kampus UGM.

    Ia merasa senang sekaligus bangga anaknya  bisa melanjutkan pendidikan tinggi di Fakultas Farmasi UGM. Meski finansial serba terbatas, namun putrinya memiliki tekad dan semangat yang tinggi untuk bisa menggapai pendidikan setinggi-tingginya.

    “Semangat anak menggapai pendidikan cukup tinggi. Alhamdulilah anaknya tekun dalam belajar dan berprestasi,” cerita Mawardi mendukung pendidikan anaknya.

    Selanjutnya Suskalanggeng Permana, ayah dari Muhammad Wishka Al Hafiidh Suskalanggeng, mengaku senang anaknya bisa diterima di Prodi Kedokteran FK UGM. Suskalanggeng yang berprofesi sebagai pemulung ini tidak menyangka anaknya bisa kuliah di UGM. Apalagi anaknya diterima tanpa dipungut biaya sepeserpun.

    Permana berkisah sehari-hari dia bisa memulung sampah atau rongsokan dari satu desa ke desa lain di wilayah Sleman. Hasilnya tidak lebih dari Rp900 ribu yang hanya pas-pasan untuk membiayai hidup keluarganya dengan tiga anak.

    “Semoga kelak anak saya bisa membantu sesama dan ikut membangun bangsa dan negara melalui bidang kesehatan,” harapnya.

    Harapan serupa juga disampaikan oleh Ani Sugiarti ibu dari Tiffani Febriana yang berhasil diterima di Prodi Pariwisata Fakultas Ilmu Budaya UGM, Jumadi orang tua dari Ridaha Wahyuningtyas yang diterima di prodi Ilmu Keperawatan FK, serta Mustofa orang tua Ahmad Fauzi yang masuk di prodi Ilmu Akuntansi FEB. Ketiganya berharap anak-anaknya nantinya dapat menjalani kuliah dengan lancar. Selepas itu bisa berhasil dan sukses mewujudkan impian mereka serta dapat berguna bagi masyarakat, bangsa, dan negara.[]

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here