More

    Media Internasional Mulai Menyoroti Kabut Asap Indonesia

    AUSTRALIA PLUS INDONESIA
    Kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di Indonesia mulai disoroti kembali oleh media internasional. Laporan Australia Plus ditulis oleh Adam Harvey. Berikut laporan Australia Plus.

    Asap dari pembakaran lahan mulai terlihat lagi di pulau Sumatera dan Kalimantan setahun setelah kabut asap serupa menyebabkan berbagai masalah kesehatan di kawasan Asia Tenggara.

    Pembakaran hutan di kawasan perbatasan Indonesia - Malaysia di Desa Temajuk, Sambas, Kamis (03/09/2015).
    Pembakaran hutan di kawasan perbatasan Indonesia – Malaysia di Desa Temajuk, Sambas, Kamis (03/09/2015). FOTO : FRINO BARIARCIANUR

    Para pegiat lingkungan telah mendesak pemerintah Indonesia untuk menetapi janji mereka untuk bersikap serius mengenai pembakaran lahan tersebut. Sejauh ini kabut asap muncul dari provisni Kalimantan Barat.

    - Advertisement -

    Pakar konservasi di Indonesia. Erik Meijaard yang bergerak di kelompok bernama Borneo Futures mengatakan dia belum melihat adanya usaha untuk memadamkan api, namun dia berharap pemerintah Indonesia bergerak cepat.

    “Kalimantan Barat sekarang ini sedang dilanda pembakaran lahan, ada sedikitnya beberapa ratus hektar yang dibakar di provinsi tersebut.” katanya.

    “Jelas sekali keseriusan dari pesan politik tidak sampai ke sana dan ada sikap meremehkan keadaan, seperti yang terjadi sebelumnya.”

    Dr Meijaard mengatakan pembakaran itu kebanyakan dilakukan di lahan milik petani kecil dan bukannya dilakukan di lahan gambut atau lahan yang dimiliki perusahaan kepala sawit.

    Badan Penanggulangan Bencana di Indonesia mengatakan bahwa pembakaran itu masih dalam taraf terkontrol dan tidak akan memburuk.

    “Kami yakin kebakaran ini tidak akan meluas, karena kami tetap meningkatkan usaha untuk memadamkan api,” kata juru bicara Sutopo Purwo Nugroho.

    “Kami sudah mengirimkan delapan helikopter dan dua pesawat untuk menjatuhkan air dari udara, dan juga dua pesawat untuk membuat hujan.”

    “Ini akan dilakukan terus menerus sampai musim kemarau mencapai puncaknya bulan September.” katanya lagi.

    Sutopo mengatakan pemantauan dari data satelit menunjukkan adanya beberapa titik api dalam jumlah kecil. “Sumber dari asap ini adalah dari pembakaran lahan pertanian, ketika petani membakar untuk membersihkan lahan mereka.” katanya.

    “Ini bukan lahan gambut, dan itulah mengapa asap yang muncul tipis.”

    Dr Meijaard mengatakan Indonesia sejauh diuntungkan oleh cuaca dan arah angin. “Saat ini, asap dari Kalimantan Barat bergerak ke arah Laut China Selatan,” katanya.

    “Bila Sumatera juga terjadi pembakaran, saya yakin Singapura dan Malaysia akan segera diselimuti asap dalam waktu dekat.”

    Kabut asap tahun lalu berlangsung selama tiga bulan dan menyebabkan gangguang kesehatan bagi jutaan orang, sebelum hujan memadamkan api. []

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here