
BANDUNG, KabarKampus – Cita-cita Observatorium Bosscha ITB membangun pusat peneropongan (observatorium) baru, tampaknya bakal terlaksana.
Mahasena Putra, Kepala Observatorium Bosscha ITB, mengatakan observatorium baru itu ditargetkan jadi dibangun sebelum ulang tahun Observatorium Bosscha yang ke-100.
“Pada tahun-tahun ini, sebelum ulang tahun Bosscha yang ke-100, kita punya observatorium baru,” kata Mahasena Putra, saat berbincang dengan KabarKampus di Kampus ITB, Maret lalu.
Pria kelahiran Jawa Tengah 1965 yang akrab disapa Seno itu menuturkan, tahun 1928 Bosscha diresmikan sebagai pusat riset astronomi. Dulu, observatorium di Lembang, Kabupaten Bandung Barat, itu bernama Bosscha Sterrenwacht.
Di situs resmi Bosscha disebutkan, Bosscha dibangun oleh Nederlandsch-Indische Sterrenkundige Vereeniging (NISV) atau Perhimpunan Bintang Hindia Belanda. Tujuannya, demi memajukan ilmu astronomi di Hindia Belanda.
Dalam rapat NISV, Karel Albert Rudolf Bosscha, seorang tuan tanah perkebunan teh Malabar, bersedia menjadi penyandang dana utama dan berjanji akan memberikan bantuan pembelian teropong bintang.
Pembangunan observatorium sendiri menghabiskan waktu kurang lebih 5 tahun sejak 1923.
“Tahun 1928 Bosscha diresmikan, usianya 100 tahun pada 2023. Nah, sebelum itu kita, Indonesia, harus sudah punya observatorium yang baru lagi, generasi penerus observatorium ini. Inginnya begitu,” tutur Seno.
Cita-cita tersebut disambut baik pemerintah, khususnya Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan). Lembaga riset pemerintah tersebut meneruskan ide Bosscha dengan meminta anggaran ke pemerintah.
Pemerintah pun setuju. Kini, proses pembangunan ada di tangan Lapan. Lokasi pembangunan sudah ditetapkan di Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT).
“Bukan ITB yang bangun, tapi Lapan, karena anggarannya besar, dan yang berwenang adalah Lapan,” ungkap Seno.
Menurutnya, Bosscha hanya mendorong ide awal pentingnya pembangunan observatorium baru di Indonesia. Dari segi pendanaan dan kewenangan, Bosscha sangat terbatas.
“Kalau Bosscha lingkupnya kecil, secara organisasi di bawah ITB. Bosscha itu laboratorium. Kecil sekali,” ujar dosen astronomi ITB berkacamata ini sembari tertawa. []