More

    Said Aqil Minta Maaf Kepada Masjid Salman ITB

    KH. Said Aqil Siradj, Ketua Umum PBNU. Foto : NU Online

    JAKARTA, KabarKampus – Pernyataan Said Aqil Siradj yang menyatakan Masjid Salman ITB sebagai tempat penyebaran nilai radikalisme di ITB mendapat respon dari Pengurus Masjid Salman ITB. Sebanyak enam orang pengurus Salman ITB langsung mengklarifikasi kepada Said Aqil di Kantor NU, Jakarta, Kamis, (25/05/2017)

    Suparno Satira, Ketua Pembina Masjid Salman ITB mengatakan, pertemuan tersebut merupakan ajang bersilaturrahim sekaligus untuk menyampaikan terkait pernyataan Kiai Said. Pernyataan tersebut telah menjadi viral di masyarakat.

    “Pertama memang kami bersilaturrahni dengan beliau. Lalu, Kami juga menyampaikan hal-hal yang berkaitan dengan viral di masyarakat akibat penyampaian beliau yang kemudian jadi viral itu bahwa menyatakan Salman itu sebagai tempat Radikalisme,” ujar Suparno seperti yang dilansir dari Republika.co.id, Kamis (25/05/2017).

    - Advertisement -

    Melalui pertemuan tersebut, kata Suparno, pihaknya hanya ingin mengetahui apakah dari pihaknya telah luput dalam mengamati Masjid Salman, sehingga Kiai Said menyatakan bahwa Masjid Salman merupakan masjid radikal. Namun, setelah pertemuan ternyata Kiai Said mengaku hanya khilaf dan akan mengunjungi Masjid Salman.

    “Namun, rupanya beliau menyadari itu suatu kekhilafan. Jadi beliau sudah menyampaiakan secara terbuka permohonan maaf. Pada dasarnya sih bukan pada kami yang hadir, tapi pada semua khususnya intitusi Salman atas ucapan itu,” ucap Suparno yang merupakan dosen Fisika ITB.

    Dalam kesempatan itu, Suparno juga membantah jika Masjid Salman merupakan masjid yang mengajarkan paham radikalisme. Justru, menurut dia, seyogyanya masjid mempunyai peran sebagai tempat untuk bersujud kepada Allah, sehingga menjadi simbol untuk pengabdian kepada Allah.

    “Ya suatu radikalisme adalah sesuatu yang dipaksakan barangkali ya. Ya kami nggak setuju atau tidak menganut laham yang seperti itu. Bahwa sesuatu itu harus belajar natural atau alamiah yang fitrah-fitrahnya sudah ditetapkan oleh Allah,” katanya.

    Sebelumnya, Said Aqil, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama mengatakan nilai-nilai radikalisme telah menyebar ke sejumlah perguruan tinggi di Indonesia. Diantaranya ke sejumlah kampus seperti ITB, IPB, dan ITS. Terutama ITB lewat Masjid Salman ITB. Pernyataanya ini disampaikan pada peluncuran Pusat Komando dan Kartu Pintar Nusantara di kantor NU, Jakarta Pusat, seperti yang dilansir Tempo, Senin (22/05/2017) lalu.[]

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here