More

    Konvoi ISIS Digempur di Suriah

    The New York Times

    Sebuah laporan mengatakan sisa-sisa konvoi ISIS yang awalnya terdiri dari 600 pejuang dan anggota keluarga mereka telah mencapai Mayadin, Provinsi Deir Al-Zour Timur dekat dengan perbatasan Irak. Dua minggu lebih konvoi ISIS terjebak di tengah gurun Suriah.

    Serangan Amerika yang akhirnya mencapai Suriah Timur pada Rabu malam menggempurnya, menurut laporan dari jurnalis warga yang ada di area itu.

    - Advertisement -

    Konvoi tersebut mencapai wilayah ISIS, meskipun telah ada perjanjian dengan pemimpin koalisi Amerika untuk tidak boleh memerangi kelompok ini.

    Belum ada konfirmasi resmi dari kontak terpercaya di Suriah Timur yang berada di ibukota Damaskus. Kamis 14 September 2017, Kolonel Ryan Dillon juru bicara koalisi mengatakan dia tidak memiliki komentar apa-apa terhadap masalah tersebut.

    Jumat pekan lalu, 8 September 2017, koalisi mengumumkan pemindahan pesawat pengintai dari konvoi tersebut atas permintaan Rusia. Hal ini disebabkan karena pesawat tempur Rusia ikut mendukung pasukan Angkatan Darat Suriah maju ke Provinsi Deir al-Zour. Kemenangan ini membawa pasukan Suriah melewati Kota Sukhna, daerah di mana konvoi ISIS tersebut terdampar.

    Awalnya konvoi yang terjebak di Sukhna tersebut terdiri dari 17 kendaraan, bus dan ambulans serta pengawal dari kelompok milisi Hizbullah Lebanon. Di tempat yang sama tentara Suriah mengklaim telah mengakhiri blokade dari ISIS pada minggu lalu.

    Dalam kesepakatan yang ditengahi oleh Hizbullah, militan dan keluarga ISIS diizinkan meninggalkan daerah perbatasan Lebanon-Suriah. Ini dilakukan dengan imbalan mengembalikan tentara Lebanon dan gerilyawan Hizbullah termasuk seorang perwira Iran dari Korps Garda Islam Revolusioner.

    Konvoi ISIS ini dijanjikan jalan bebas ke kot Abu Kamal, di bagian Selatan Provinsi Deir al-Zour.

    Namun, koalisi Amerika tersebut membom jalan raya untuk mencegah pergerakan konvoi, serta melakukan serangan udara terhadap unit-unit ISIS, meskipun tidak menyerang langsung konvoi tersebut karena keberadaan perempuan dan anak-anak.

    Pejabat koalisi mengatakan militer Amerika dan sekutunya tidak ikut terlibat dalam kesepakatan antara Hizbullah, Lebanon, Suriah dan ISIS. Mereka tidak ingin membiarkan pejuang-pejuang ISIS untuk kembali berperang. Irak juga mengkritik kesepakatan tersebut karena Abu Kamal terletak sangat dekat dengan daerah peperangan ISIS dengan Irak.

    Menurut sumber-sumber antipemerintah di Damaskus, pada 8 September 2017, pesawat pengintai Amerika menarik diri dan konvoi ini bebas bergerak. Namun Hizbullah mengeluarkan konsesi lebih lanjut atas ISIS dengan meminta pembebasan tahanan perang, Ahmed Martouk yang ternyata masih hidup.

    Sebagai imbalan, Hizbullah akan menyerahkan dua pemimpin ISIS.

    Konvoi ini diizinkan menyeberangi wilayah yang dipengang oleh pemerintah Mayadin yang terletak dekat dengan perbatasan Irak. Di tengah perjalanan antara Deir al-Zour dan Abu Kamal, dikabarkan konvoi ini berkurang menjadi 200 pejuang ditambah dengan keluarga dan sebagian lain yang telah melarikan diri.

    Konvoi ini menunjukkan melemahnya kekuatan ISIS di kawasan tersebut.

    Minggu lalu, ISIS kehilangan Tal Afar-Irak yang merupakan kota terbesar terakhirnya. Pendukung koalisi juga telah merebut sebagian kota besar seperti Raqqa yang menjadi salah satu pusat ISIS.

    Perkembangan medan perang di Suriah terakhir menjadi semakin kompleks, dimana Amerika maupun Rusia mendukung pihak yang berlawanan. []

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here