More

    ITB Siapkan Kurikulum Hadapi 2030

    Prof Dr Ir Kadarsyah Suryadi DEA, Rektor ITB.

    BANDUNG, KabarKampus – Institut Teknologi Bandung (ITB) telah menyiapkan diri untuk menghadapi era teknologi digital 2025-2030. Upaya itu ITB lakukan dengan menyiapkan kurikulum di lingkungan civitas akademik ITB.

    Prof Dr Ir Kadarsyah Suryadi DEA, Rektor ITB mengatakan,  pertemuan Europe Rektor Meeting tahun 2017 lalu memprediksi ada 60 persen lapangan kerja yang tidak ada hari ini. Hal ini mirip dengan lima tahun lalu dengan adanya gojek yang mereka tidak tahu bakal ada.

    Sementara prediksi tahun 2030 kata Rektor adalah 50 persen lapangan kerja didominasi oleh komputer. Selanjutnya makin kesana pekermbangan dan perubahan semakin cepat.

    - Advertisement -

    “Oleh karena itu sebetulnya kurikulum yang harus kita lakukan adalah hal yang fundamental,” kata Kadarsyah, saat ditemui usai menggelar rapat pleno dengan Mentristek Dikti di Gedung MWA, ITB, Kamis, (22/02/2018).

    Kurikulum tersebut, pertama, kata Rektor adalah mahasiswa harus menguasai coding dan programming. Karena ketika mereka nanti membuat produk untuk jualan, mereka juga harus memiliki kemampuan membuat website.

    Kedua kata Rektor, mahasiswa harus memiliki kemampuan data analitik. Karena sekarang muncul big data. Sehingga bila tidak memiliki kemampuan tersebut, mereka akan kerepotan.

    “Untuk program studi dan level tertentu, mahasiswa harus mempunyai kemampuan artifisial intelijen, misal aplikasi waze, itu kan didalamnya program artifisal intelejen yakni si software berpikir sendiri untuk membantu kita. Ke depan ini yang lebih dibutuhkan,” ungkap Rektor.

    Keempat yang tak kalah penting adalah softskill fleksibility  dan sistem sustainability. Artinya siapapun lulusannya, ke depan harus bisa dan memiliki kemampuan adaptasi terhadap perubahan termasuk di tahun 2025.

    “Oleh karena itu prodi appaun yang kita bikin harus punya kemampuan dasar ini. Sehingga ketika memasuki 2025, anak-anak kita audah siap,” ungkap Rektor.

    Namun menurutnya, empat hal tersebut belum tentu meninggalkan yang lain. Orang tetap perlu makan dan minum, perlu sehat, dan perlu energi.

    “Maka perkuatlah di bidang studi masing-masing. Seperti prodi pangan harus kuat  di pangan, pertanian harus kuat pertanian,” tambah Rektor.[]

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here