More

    Mengungkap Film Harry Potter dan Star Trek Dengan Matematika

    Prof Marcus Wono Setya Budhi. Fmipa ITB

    BANDUNG, KabaKampus – Bagi sebagian orang, matematika adalah hal yang menakutkan penuh dengan hitung-hitungan. Namun bagi sebagiannya lagi, matematika merupakan ibu dari ilmu pengetahuan yang berguna bagi kehidupan sehari-hari.

    Banyak contoh menarik bagaimana matematika dapat menyelesaikan masalah sehari-hari. Seperti yang diungkap dalam orasi ilmiah Prof. Marcus Wono Setya Budhi dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Institut Teknologi Bandung (ITB).

    Dalam orasi yang berjudul “Matematika, Seni Pemecahan Masalah, Bahkan Untuk Hal Yang Tak Terlihat”, Prof Wono menjelaskan gambaran tentang seni dan manfaat penggunaan matematika di kehidupan sehari-hari. Salah satunya dalam mengungkap sejumlah film seperti Harry Potter dan Star Trek.

    - Advertisement -

    Menurut Prof Wono, dari beberapa film imajiner, seperti Harry Potter dan Star Trek, banyak orang berpendapat bahwa film Harry Potter merupakan film imajinasi. Mereka beranggapan Harry Potter bisa menghilang dengan menggunakan jubahnya.

    Namun kata Prof Wono, penggunaan jubah tersebut, tidak sekedar membuat Harry Potter tertutup, tetapi tidak terlihat sampai dengan jubahnya. Begitu pula dengan benda tak terlihat dan terlihat yang muncul di film “Start Trek”. Di kapal Romulan, diceritakannya terdapat tameng yang membelokkan cahaya tertentu.

    Prof Wono mengungkapkan, meskipun hal tersebut terlalu rumit untuk dijelaskan dalam hitung-hitungan matematika. Namun secara sederhana dengan pembelokan cahaya, maka benda yang ada tidak akan terlihat oleh mata.

    “Masalah ini yang disebut sebagai cloaking dalam ilmu matematika,” ungkap Prof Wono.

    Selanjutnya Prof. Wono menjelaskan, bagaimana menyembunyikan suatu barang terhadap pantulan gelombang elektromagnetik, mengingat gelombang ini dapat menembus hampir di semua media. Secara teori, orang matematika dan fisika telah melihat hal tersebut dapat dilakukan.

    Sayangnya penjelasan tersebut terlalu teknis untuk dijelaskan dalam rangkaian kata. Sementara bagi orang teknik, masalah ini menjadi “metamaterial” dengan struktur mikro yang sangat khusus, dan dapat membelokan gelombang yang dapat dikontrol dan juga jenisnya.

    Matematika dan kaitannya dengan Budaya Indonesia

    Selain dapat menjelaskan film, seni penggunaan matematika juga dapat mengungkap peninggalan konstruksi bangunan yang ada dan juga bahasa yang dipergunakan. Diantaranya adalah candi-candidi  istana dari beberapa kerajaan jaman dahulu dan bangunan lainnya.

    Menurut Prof Wono, untuk bisa membangun candi sehingga tidak sampai runtuh, perlu perhitungan yang matang. Sebagai contoh Candi Prambanan yang tidak sekedar merupakan gundukan batu, tetapi ada ruang kosong di dalamnya.

    “Persiapan membuatnya tentu membutuhkan perhitungan matematika,” ujarnya.

    Beberapa masalah lain menggunakan ilmu yang diungkapkannya adalah sifat perambatan gelombang. Jika melewati masa yang berbeda masa. Balikan atau invers gelombang dari dalam bumi, membuat manusia dapat memprediksi struktur di dalam bumi.

     

    Perlunya Keterampilan Bermatematika

    Menurut Prof Wono, ada banyak permasalahan yang dapat dimodelkan dengan rumus-rumus matematika. Untuk itulah, membahas kejadian atau fenomena sehari-hari dengan memodelkan dalam bentuk persamaan matematika, tentu sangat menarik dan akan terus berkembang.

    Profesor yang sudah mahir ilmu matematika sejak duduk di bangku Sekolah Dasar ini, mengatakan bahwa pada dasarnya matematika merupakan ciptaan atau penemuan manusia di waktu yang lalu. Tentu yang dibutuhkan bukan hanya sekedar kumpulan rumus, tetapi tentu lebih menarik jika kita mampu mengembangkannya.

    Oleh karena itu menurutnya, masyarakat perlu belajar matematika seperti hal-hal pendahulu yang mampu menemukan rumus-rumus tersebut. Hal ini sangat beralasan mengingat saat masih di tingkat SMP, dirinya mengaku mempunyai seorang kakak ipar yang saat itu calon dokter namun sangat suka dengan matematika.

    “Kakak ipar saya itu tak hafal dengan rumus, tetapi dia dapat menyelesaikan soal geometri yang dipandang sangat sulit. Untuk itu, walaupun tujuan kita bukan untuk menjadi seorang ahli matematika, tetapi ketrampilan bermatematika akan sangat berguna, apalagi bagi calon saintis, maupun yang akan bekerja  di bidang teknologi,” tukas Prof. M. Wono.[]

     

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here