SURABAYA, KabarKampus – Universitas Airlangga (Unair) membuka layanan trauma healing bagi keluarga korban sejumlah serangan bom di Surabaya. Layanan ini bakal melibatkan puluhan dosen di lingkungan Fakultas Psikologi Unair.
Pada laman Unair menyebutkan, trauma healing ini dibuka untuk merespon dampak buruk seperti trauma yang terjadi di keluarga korban. Setelah sebelumnya terjadi serangan bom di sejumlah tempat di Surabaya dan sekitarnya pada Minggu-Senin, (13-14/05/2018). Serangan ini telah memakan banyak korban jiwa, baik dari jemaah gereja, polisi pengaman, dan bahkan ada korban yang masih anak-anak.
Prof. Dr. Moh. Nasih, Rektor Unair mengatakan, untuk menanggulangi dampak buruk dan untuk menolong keluarga korban trauma insiden teror, Unair melalui Fakultas Psikologi telah melakukan trauma healing. Puluhan dosen di lingkungan Fakultas Psikologi telah dilibatkan untuk melakukan trauma healing bagi keluarga korban
“Pasca kejadian, pihak ahli dari Fakultas psikologi langsung tanggap untuk melakukan trauma healing bagi keluarga korban. ,” imbuhnya.
Selain itu, Prof. Nasih juga telah mengimbau kepada seluruh pimpinan Unair, untuk terlibat aktif dan responsif dengan insiden yang baru saja terjadi di Surabaya. Karena insiden teror bom tersebut juga berdampak buruk bagi Unair.
“Ini tentu sangat berdampak pada program internasionalisasi yang terus kita lakukan. Mahasiswa asing yang akan ke UNAIR dan Surabaya ini kan jadi berfikir ulang,” tutur Prof. Nasih.
Selanjutnya, mengenai cara untuk mengembalikan situasi Kota Surabaya yang aman dan kondusif, Prof. Nasih juga memberikan instruksi kepada para civitas dari berbagai lintas keilmuan untuk melakukan beberapa kajian untuk kemudian diapliksikan. Ia berharap Unair dapat menjadi garda terdepan dalam menciptakan situasi kota yang aman dan nyaman untuk ditinggali.[]