Kegiatan belajar mengajar di sekolah sementara mahasiswa KKN UGM di pengungsian Lombok. Dok. UGM

LOMBOK, KabarKampus – Sebanyak 30 mahasiswa KKN UGM mendirikan sekolah sementara untuk anak-anak pengungsi Lombok. Sekolah tersebut dibangun dengan menggunakan tenda di bawah pohon dan beralaskan plastik sebagai tempat belajar.

Lokasinya berada di Gumantar, Kayangan, Lombok Utara. Sebelumnya gempa yang terjadi di desa yang memiliki 16 dusun dengan 6.366 jiwa ini telah merusak fasilitas umum, seperti sarana sanitasi masyarakat, sekolah, dan rumah ibadah.

Adam Chaesar, salah satu mahasiwa KKN Peduli Bencana UGM mengatakan, ia bersama mahasiswa KKN lainnya mendirikan sekolah sementara dengan menggunakan tenda seadanya atau di bawah pohon beralaskan terpal plastik sebagai tempat untuk belajar. Hal tersebut, karena dua bangunan sekolah dasar di desa tersebut masih rusak sehingga kegiatan belajar mengajar terhenti dan banyak guru yang memilih untuk belum aktif ke sekolah.

- Advertisement -

“Kami pun mengajak siswa untuk belajar bersama sekaligus melakukan trauma healing,” kata Adam yang merupakan mahasiswa Fispol UGM ini.

Ia menjelaskan, proses belajar mengajar dibagi menjadi dua sesi yakni sejak pukul 8 hingga 10 pagi. Namun, materi yang diajarkan, bukanlah materi pelajaran mereka di sekolah melainkan proses belajar mengajar yang bisa menyenangkan siswa untuk menambah pengetahuannya mejadi lebih luas.

Sementara itu Dr. Ambar Kusumandari, Kepala Subdirektorat Kuliah Kerja Nyata, Direktorat Pengabdian kepada Masyarakat UGM mengatakan, selama pelaksanaan KKN yang sudah berlangsung kurang lebih dua minggu ini, para mahasiwsa KKN telah mendata tingkat kesehatan masyarakat. Mereka menemukan rata-rata penyakit pengungsi adalah ispa dan scabies.

Tidak hanya itu, mahasiswa yang berasal dari Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan juga melakukan home visit ke rumah warga untuk memeriksa kesehatan mereka secara berkala. Mahasiswa juga mendirikan klinik 24 jam di posko.

“Ia mengharapkan agar program ini bisa dilaksanakan secara berkelanjutan karena kita tahu setiap periode KKN ada pergantian personel mahasiswa yang akan dikirim,” kata Ambar.

Selain itu, mahasiswa juga melakukan kegiatan pengadaan air bersih. Mereka menyiapkan suplai air bersih melalui pipa air sepanjang 9 kilometer.

“Sumber airnya sudah ditemukan mahasiswa di daerah taman nasional sehingga nantinya bisa disalurkan ke warga yang saat ini berada di daerah pengungsian,” ujarnya.[]