Perasaan Pricilia Devani campur aduk saat namanya ada pada pengumuman Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) pada 9 Juli 2019 silam. Pada satu sisi ia bangga bisa diterima di Perguruan Tinggi Negeri (PTN) idamannya menyisihkan ribuan calon mahasiswa lainnya, namun di sisi yang lain ia tidak memiliki biaya untuk meneruskan pendidikannya di Perguruan Tinggi.
Pricilia Devani atau yang akrab disapa Vani adalah lulusan SMA 2 Kota Padang, Sumatera Barat. Pada SBMPTN kemarin ia dinyatakan lulus Jurusan Ekonomi Islam, Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Padjajaran (Unpad), Sumedang, Jawa Barat.
Vani merupakan anak pertama dari dua bersaudara. Ayahnya merupakan supir truk minyak solar di Pelabuhan Kota Padang dan ibunya adalah Ibu Rumah Tangga.
“Pas pengumuman SBMPTN, saya dinyatakan lulus, di satu sisi alhmadulillah banget, dari sekian ribu orang bisa masuk Unpad. Namun di sisi lain orang tua ngga bisa membiayai. Ketika itu, saya merasa tidak punya harapan, ini kuliah mau dilanjutkan atau tidak,” kata Vani menceritakan pengalamannya kepada KabarKampus, Senin, (12/08/2019).
Vani mengaku, orang tuanya memang tidak ada uang untuk membiayainya kuliah. Apalagi pilihan kampusnya jauh dari kampung halaman. Saat sekolah, uang jajannya saja tidak cukup.
Namun puncaknya adalah tanggal 5 Agustus 2019 kemarin. Seminggu sebelum waktu registrasi ulang sebagai mahasiswa baru Unpad, ia masih belum memiliki ongkos untuk terbang ke Bandung.
Ia baru mendapat angin segar, setelah curhat dengan bagian kemahasiswaan SMA N 2 Padang. Para alumni SMA N 2 Padang bersedia membantunya untuk terbang ke Bandung. Bahkan memberinya uang jajan tambahan.
“Saya mintanya cuma ongkos saja. Tapi alumni ngasih saya uang tambahan jajan untuk bisa bertahan untuk dua bulan ke depan,” cerita Vani.
Kejar Beasiswa Bidik Misi
Tidak adanya biaya untuk melanjutkan kuliah, pilihan Vani adalah mengejar beasiswa bidik misi. Perempuan yang pernah menjuarai Olimpiade Ekonomi se-Sumatera Barat ini pun sudah mendapat rekomendasi beasiswa bidik misi dari sekolahnya. Namun proses wawancara dan seleksi penerima beasiswa bidik misi belum dimulai.
Vani mengaku, proses verifikasi beasiswa bidik misi baru akan dilakukan setelah daftar ulang. Namun dengan surat rekomendasi bidik bisi dari sekolahnya, ia belum dikenakan biaya apapun oleh Unpad saat registrasi mendatang.
“Semoga bisa mendapatkan beasiswa bidik misi, kalau ngga diterima yang berdoa untuk dapat UKT yang rendah. Di Unpad UKT paling rendah per semesternya adalah 500 ribu,” terang Vani.
Ajang Pembuktian
Vani mengaku beruntung bisa mendapat bantuan dari alumni sekolahnya SMAN 2 Padang. Ia bertekad akan berkuliah dengan sungguh-sungguh dan berusaha menjadi orang sukses.
Selain itu Vani juga ingin membuktikan kepada orang-orang bahwa orang yang tidak mampu bisa berkuliah. Orang yang tidak mampu juga bisa mendapatkan pekerjaan.
Ke depan, Vani tak sekedar ingin kuliah dengan sungguh-sungguh. Ia juga ingin melatih jiwa kepemimpinannya di organisasi-organisasi yang ada di Unpad.
Menyukai Ekonomi Islam
Vani sendiri sebelumnya telah menyukai bidang ekonomi ketika di SMA. Selama sekolah di SMAN 2 Padang, ia sudah beberapa kali mengikuti olimpiade ekonomi dan akutansi se-Sumatera Barat.
Namun pilihannya memilih jurusan Ekonomi Islam, karena ia melihat Ekonomi Islam sedang berkembang saat ini. Selain itu, ia merasa risih saat berdiskusi soal ekonomi Islam dengan teman-temannya, mereka bilang A padahal sebenarnya B.
“Jadi saya pingin ngembangin ekonomi Islam,” ungkap Vani menjelaskan cita-citanya masuk jurusan Ekonomi Islam.
Jumat, 09 Agustus 2019, Vani terbang dari Kota Padang ke kota Bandung. Tanggal 13, dengan perasaan senang, Vani siap untuk mendaftar ulang sebagai mahasiswa Jurusan Ekonomi Islam, Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Padajajaran.
