Sudah tidak diragukan lagi jika Indonesia sangat kaya dengan seni budaya dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai Pulau Rote. Kebudayaan leluhur ini terus dipelihara turun temurun oleh generasi ke generasi.
Namun, seni budaya yang identik dengan sesuatu yang kuno, coba untuk diubah oleh mahasiswa jurusan Fashion dari BINUS Northumbria School of Design melalui karya seni busana ready-to-wear. Lewat karya busana ready-to-wear yang terinspirasi oleh budaya dan kehidupan di Gorontalo, Sulawesi mereka tampil di Jakarta Fashion Week 2020, Senayan City, Jakarta, Jumat, (25/10/2019).
Ada sebanyak 12 mahasiswa terpilih dari BNSD yang berkesempatan memamerkan karya busananya. Pada tahun kedelapan keikutsertaan BINUS Northumbria di JFW mereka mengusung tema “Hulontalo : Seruan Dari Utara” melalui 6 fashion lini, yaitu Daily Weird, ULO, Kontinu, Berontak 1942, DAHA dan VEIN.
Gorontalo, merupakan sebuah provinsi di utara Sulawesi. Gorontalo dulunya sebuah kota tua yang merupakan bagian dari provinsi Sulawesi Utara. Pada tahun 2000 Gorontalo resmi menjadi provinsi sendiri. Gorontalo sebenarnya memiliki nama asli yaitu Hulondalo. Akan tetapi, pada masa penjajahan Belanda dahulu Hulondalo berubah menjadi Hulontalo karena orang Belanda kesulitan mengucapkannya dan bila ditulis menjadi “Gorontalo”.
Nama Gorontalo pun dipakai hingga saat ini. Dari sejarah yang seperti itu Gorontalo pun memiliki banyak keunikan yang menjadi sumber inspirasi mahasiswa BNSD untuk membuat busana yang akan diperagakan pada Jakarta Fashion Week 2020 tahun ini.
Ratna Dewi Paramita Head of Fashion Program BINUS Northumbria School of Design, berharap karya mahasiwa terbaik BNSD ini dapat diapresiasi dengan baik oleh publik. Selain itu juga mengingatkan kembali untuk generasi muda akan budaya dan kehidupan di Gorontalo dengan berbagai akulturasi budayanya yang indah.[] FOTO : BNSD