JAKARTA, KabarKampus – Rencana dibukanya kembali kegiatan belajar mengajar di sekolah diaggap berbahaya jika tren kasus covid-19 tetap tinggi. Untuk itu pemerintah diminta untuk meningkatkan performa dalam mengatasi Covid-19.
Saat ini pemerintah sedang mengkaji dan merencanakan berbagai alternatif untuk mempersiapkan tahun ajaran baru 2020/2021 yang akan dimulai pada bulan Juli. Sebelumnya pandemi Covid-19 telah memaksa siswa untuk melakukan kegiatan belajar jarak jauh dari rumah sejak dua bulan yang lalu.
Nadia Fairuza Azzahra, Peneliti Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) mengatakan, wacana kegiatan belajar mengajar perlu diikuti dengan berbagai pertimbangan yang matang. Hal ini penting karena mengembalikan kegiatan belajar mengajar ke sekolah akan melibatkan jutaan siswa dan guru.
“Pertimbangan untuk membuka sekolah harus diimbangi dengan meningkatnya performa pemerintah dalam mengatasi pandemi Covid-19. Yang terjadi pada beberapa hari belakangan ini justru adanya peningkatan jumlah kasus Covid-19 yang cukup signifikan secara nasional,” kata Nadia dalam keterangan persya, Jumat, (29/05/2020)
Nadia mejelaskan, pada saat ini, tren kasus di Indonesia masih cenderung cukup tinggi. Jika jumlah kasus tidak menurun secara signifikan hingga bulan Juli, keputusan untuk membuka sekolah akan sangat berbahaya bagi kesehatan peserta didik, tenaga pendidik, dan juga orang tua.
Baginya, tanpa adanya komitmen yang kuat dari pemerintah dalam mengatasi pandemi, keputusan untuk melanjutkan pendidikan jarak jauh masih merupakan alternatif yang baik dilakukan. Untuk itu pemerintah perlu mengkaji pertimbangan untuk mengembalikan kegiatan belajar mengajar ke sekolah.
“Kondisi persebaran Covid-19 di setiap daerah berbeda dan hal ini tentu membutuhkan penanganan yang perlu disesuaikan dengan kondisi masing-masing daerah,” jelas Nadia.
Namun, apabila pemerintah benar-benar mempertimbangkan untuk membuka sekolah pada bulan Juli kelak, kata Nadia, aspek kesehatan tetap harus menjadi prioritas utama. Protokol pelaksanaan kegiatan belajar di sekolah pada masa pandemic Covid-19 wajib dirancang untuk menjamin keselamatan semua pihak.
Nadia mecotohkan, belajar dari negara Jepang yang telah membuka sekolah, Kementerian Kesehatan Jepang mengharuskan sekolah-sekolah untuk membuka ventilasi dan menjaga physical distancing. Selain itu juga mengecek suhu badan siswa dan guru setiap hari, serta mewajibkan penggunaan masker.
Sehingga apabila pemerintah ingin membuka sekolah, akses terhadap peralatan kebersihan dan kesehatan seperti masker, sabun, disinfektan, atau hand sanitizer harus dipermudah. Selain memberikan bantuan kepada sekolah, pemerintah juga dapat memberikan fleksibilitas bagi sekolah untuk menggunakan dana BOS dalam upaya memperlancar kegiatan belajar mengajar di tengah Covid-19.
“Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar juga wajib mengikuti prinsip physical distancing di area sekolah. Peserta didik diharapkan tidak boleh berkumpul dalam jumlah besar untuk menghindari penyebaran Covid-19. Selain itu, para tenaga pendidik dan orang tua juga wajib diedukasi untuk selalu menaati protokol yang telah ditetapkan,” terang Nadia.[]