More

    Covid-19, Babak Baru Gejolak Venezuela

    Tahun 2020, menjadi tahun penuh tantangan bagi seluruh dunia. Semua negara dilanda krisis akibat virus corona Covid-19, tak terkecuali Venezuela. Namun, negara itu tidak hanya berjibaku dengan masalah kesehatan, tapi juga ada beberapa masalah yang sudah ada sebelum Covid-19 melanda. Diawali dengan perkara politik lalu disusul dengan masalah ekonomi. Belum selesai pemerintah mengatasi dua perkara tersebut, datang pandemi Covid-19 yang menambah panjang rentetan krisis Venezuela.

    Kala Maduro dan Guaido Berebut Tahta

    - Advertisement -

    Krisis politik menjadi perhatian masyarakat global tepatnya setelah pemilu Mei 2018 yang dimenangkan oleh Nicolas Maduro (Presiden Sosialis) dan secara sepihak Juan Guaido (Pemimpin Oposisi) mendeklarasikan sebagai presiden sementara Venezuela.

    Pengakuan sepihak Juan Guaido yang didukung oleh Amerika Serikat, telah menumbuh kembangkan gejolak politik di Venezuela. Tetapi hari ini, dilansir dari (Bangkokpost/1 April 2020) Tarik ulur situasi politik di Venezuela semakin bergeliat, ketika AS meminta Juan Guaido untuk memberhentikan klaimnya sebagai presiden untuk sementara waktu, mengingat situasi semakin pelik, dan AS menawarkan solusi untuk membentuk pemerintah sementara dari kedua partai, Sosialis dan Oposisi. Bila ini terjadi, AS akan mempertimbangkan untuk mencabut sanksi yang diberikan kepada Venezuela selama ini. Dan akan turut mengundang International Monetary Found (IMF) yang menolak pengajuan pinjaman dana dari Venezuela mengatasi Covid-19 akhir lalu, untuk juga pertimbangkan hal tersebut.

    Tertimpa Sanksi Ekonomi Amerika Serikat

    Menteri keuangan Amerika Serikat (AS) meningkatkan tekanan pada perusahaan minyak milik Venezuela, kebijakan ini bertujuan menekan Presiden Venezuela Nicolas Maduro dengan membatasi akses ke pendapatan ekspor minyak dari perusahaan minyak Venezuela (PDVSA). Perusahaan tersebut telah lama bergantung pada impor pengencer minyak dari Amerika Serikat untuk mencampur minyaknya yang terlalu berat, hingga minyak mentahnya dapat diekspor. Perdagangan itu dilarang pada bulan Januari, memaksa perusahaan untuk mencari pemasok lain di luar negeri (CNN/07/06/2019).

    Sejak awal krisis politik Venezuela yang pecah di tahun 2019, Amerika Serikat telah menjatuhkan sanksi terhadap lebih dari seratus individu dan entitas, termasuk perusahaan minyak milik negara Petróleos de Venezuela SA, Bank Pembangunan Venezuela, dan Bank Sentral Venezuela (matamatapolitik/6/06 2019).

    Dalam hal ini, AS telah menggunakan secara penuh pengaruh ekonomi dan kekuatan diplomasi Amerika Serikat untuk mengupayakan restorasi demokrasi Venezuela. Hal dilakukan merujuk pada rezim yang hari ini sedang berkuasa di bawah presiden Nicolas Maduro. Turut serta AS dalam kondisi pelik Venezuela tentu akan signifikan mempengaruhi situasi ekonomi dan politik Venezuela ditengah pandemi Covid-19.

    Imbas Sangsi Ekonomi Pada Penanganan Covid-19

    Dalam menangani Covid-19, Venezuela telah melakukan Lockdown di Ibu Kota Carcas. Hal ini dilakukan untuk menekan laju penyebaran Covid-19. Keterbatasan peralatan medis dan sistem kesehatan yang kurang baik, sangat berpengaruh pada penanganan virus di negara ini.

    Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) menolak memberi pinjaman untuk penanggulangan virus corona kepada pemerintah Venezuela. Presiden Venezuela Nicolas Maduro sempat mengajukan pinjaman sebanyak US$5 miliar atau setara Rp 76,2 triliun (kurs Rp 15.220/US$) kepada IMF. Akan tetapi, beberapa jam setelah pengajuan pinjaman tersebut dilayangkan, IMF langsung menolak permintaan Maduro. Alasannya, karena kepemimpinan Maduro di negara itu tidak mendapat pengakuan secara internasional (Detikfinance/18/03/2020).

    Kesimpulan

    Di tengah krisis politik dan ekonomi, Venezuela mengalami situasi yang pelik ditambah dengan pandemi Covid-19. Situasi ini telah menyeret masalah di banyak sendi di bawah pemerintahan Nicolas Maduro (Presiden Sosialis). Meski terseok-seok dalam menangani pandemi, sekutu Venezuela, Iran yang juga turut mendapat sanksi dari Amerika Serikat, justru mengabaikan sanksi dari AS. Kerja sama ini semakin erat untuk komitmen menangani wabah Covid-19 di negara masing-masing. Selain Iran, Cina juga turut membantu Venezuela untuk menangai pandemi Covid-19.

    Tarik ulur campur tangan Amerika Serikat dalam mendukung Juan Guaido untuk sementara waktu menunda klaim kekuasaannya, juga menandakan bahwa kemungkinan besar rezim Nicolas Maduro mempunyai kekuatan yang cukup baik dalam menghadapi pandemi Covid-19, juga terpaan intervensi AS pada Venezuela.

    Kekerabatan sekutu Venezuela, Iran, Cina, juga Rusia, telah memberi gambaran bahwa tidak semua mata internasional melihat kepemimpinan Maduro tidak sah. Ini tergantung dari sekutu mana akan melihat situasi ini.

    Penulis: Try Adhi Bangsawan, anggota Geostrategy Study Club (GSC).

    Sumber:

    https://www.cnnindonesia.com/internasional/20200317110118-134-484128/venezuela-di-ambang-krisis-atasi-corona-di-tengah-lockdown

    https://tirto.id/bagaimana-venezuela-hadapi-corona-saat-ditekan-as-krisis-ekonomi-eKdG

    https://www.bangkokpost.com/world/1890290/in-venezuela-shift-us-asks-guaido-to-renounce-power-for-now

    https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20190607084108-85-401502/as-perketat-sanksi-minyak-ke-venezuelahttps://finance.detik.com/moneter/d-4943812/imf-tolak-beri-pinjaman-venezuela-buat-atasi-corona

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here