More

    Kontribusi Untuk Negeri, Cerita Diaspora Minang di USA

    Oleh: Muhammad Farhan Suhu*

    Ilustrasi: Presiden Prabowo disambut dengan meriah oleh Diaspora Indonesia di Amerika Serikat (10/11/2024). (Foto: presidenri.go.id)

    Diani Ariesta Nasroel Chas atau biasa dipanggil Dita merupakan wanita kelahiran Payakumbuh, Sumatera Barat. Memiliki pasangan yang juga asli Payakumbuh dan bersama-sama merantau ke Amerika Serikat sejak 30 tahun yang lalu. Saat ini beliau sudah berkewarganegaraan Amerika Serikat, dan tidak lagi memiliki passport Indonesia. Beliau bekerja sebagai Head Nurse di salah satu rumah sakit elit di Texas, Amerika Serikat.

    Beliau turut bergabung dengan komunitas perantau Indonesia di luar negeri. Di Indonesia Diaspora Network Global (IDN-G), beliau menjabat sebagai board executive semenjak organisasi tersebut didirikan pada tahun 2012. Namun pada tahun 2018, Uni Dita bergabung bersama Indonesia Diaspora Network United (IDN-U) dan tetap menjadi pengurus inti hingga saat ini. Di IDN-U, beliau merupakan bagian dari tim perumus kelompok kerja dwikewarganegaraan, serta tim penyelamat orang-orang Indonesia yang terkena domestic violence. Beliau baru bergabung bersama Minang Diaspora Network Global (MDN-G) di tahun 2024 atas undangan Prof. Fasli Jalal karena ingin adanya kerja sama dalam mengirimkan para perawat Sumbar yang potensial untuk bisa bekerja di Amerika Serikat.

    - Advertisement -

    Pada perumusan awal kerja sama, Prof. Fasli Jalal beserta perwakilan dari Departemen Tenaga Kerja Sumatera Barat beserta Uni Dita, mendiskusikan upaya yang bisa dilakukan untuk mengirim para perawat potensial ini bekerja ke luar negeri. Namun hingga sekarang upaya yang sudah dilakukan hanya sebatas pertemuan melalui platform zoom meeting bersama beberapa perawat untuk kemudian diedukasi tentang bagaimana kompetensi para perawat yang ada di AS. Menurut beliau, laju yang terhambat ini terjadi karena semua pengurus MDN-G dan pemerintah yang berwenang masih sibuk mengurus kerangka organisasi yang bisa menghimpun para perawat tersebut.

    Selain itu, kontribusi yang dilakukan para diaspora Minang sejauh ini adalah dengan mengirimkan bantuan finansial ke masing-masing keluarga di kampung halaman. Hal ini dilakukan oleh hampir seluruh diaspora, yang tanpa disadari akhirnya tindakan ini dapat meningkatkan taraf perekonomian masyarakat di kampung seperti membangun rumah, bertani, beternak, dan lainnya.

    Upaya yang dilakukan diaspora saat ini hanya sebatas mengirim bantuan finansial saja, mereka tidak bisa berinvestasi melalui perbankan Indonesia karena tidak memiliki tanda pengenal atau KTP (Kartu Tanda Penduduk) Indonesia. Sehingga secara “historis” mereka tidak tercatat atau terdata, dan tidak bisa membuka peluang bisnis yang lebih besar di Indonesia. Padahal, setiap tahun minimal 1,2 juta diaspora pulang ke kampung halaman. Jika mereka tidak bisa mengakses perbankan di Indonesia atau membuka akun bank sendiri, bagaimana mereka bisa berkontribusi untuk menaikkan perekonomian daerahnya.

    Beliau juga menjelaskan, terdapat agenda “Pulang Basamo” (Pulang Bersama) di bulan Agustus tahun 2018. Dimana pada kegiatan ini, para diaspora Minang memiliki inisiasi membagi tugas untuk mendatangi beberapa sekolah yang ada di sekitar wilayah asal mereka untuk mengedukasi anak-anak tentang sekolah di luar negeri.

    Saat tiba di Indonesia para diaspora diterima langsung oleh Presiden Republik Indonesia. Namun, tindakan pemerintah masih bersifat formalitas saja, memberikan apresiasi dalam bentuk ucapan terima kasih, wejangan makan malam, namun tidak sebenar-benarnya membuat wadah untuk para diaspora menyampaikan aspirasi agar pemerintah membuat suatu kebijakan khusus bagi para diaspora untuk berkontribusi di daerah asal. Aspirasi hanya sampai di batas “penampungan” tanpa ada tindak lanjut yang jelas hingga saat ini.

    Bersambung ke halaman selanjutnya –>

    - Advertisement -

    3 COMMENTS

    1. Sangat senang mendengar banyaknya urg awak Diaspora yg ada di USA, klu bisa bantu anak2 berprestasi yg lemah biaya ortunya, dan klu memungkinkan pengadaan tenaga tractor utk bertani di wilayah agraris.
      Semoga sukses slalu diaspora minang yg di USA.

    2. Sangat senang mendengar banyaknya urg awak Diaspora yg ada di USA, klu bisa bantu anak2 berprestasi yg lemah biaya ortunya, dan klu memungkinkan pengadaan tenaga tractor utk bertani di wilayah agraris.
      Semoga sukses slalu diaspora minang yg di USA.

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here