———–
Catatan:
———–
1. MIGUEL DE CERVANTES, SANG PENGARANG DON QUIXOTE
Siapakah sebenarnya Miguel de Cervantes, sastrawan Spanyol abad ke-15, yang novel panjangnya “Don Quixote” pada tahun 2002 dipilih oleh 100 penulis dan sastrawan dunia sebagai buku sastra terbaik sepanjang sejarah, bahkan mampu mengalahkan karya-karya Homer, William Shakespeare, maupun Leo Tolstoy: Apakah ia seorang suci yang telah tercerahkan? Apakah ia dari kalangan bangsawan yang telah selesai dengan segala urusan kenikmatan “daging” dan memilih untuk mengembalikan kemuliaan batin manusia? Apakah ia seorang rahib yang memegang teguh janjinya untuk selibat demi mencapai kemurnian hidup? Apakah ia seorang yang berpendidikan sangat tinggi dan, pada suatu pagi yang dingin di awal musim semi, tiba-tiba ia mendapatkan bisikan gaib untuk mendidik manusia agar keluar dari ilusi pikirannya? Apakah ia seorang filsuf rendah hati yang tengah menyamar untuk menuliskan karya-karya alegori demi menyelamatkan peradaban dari dekadensi?
Jika Anda berharap jawabannya adalah “YA”, maka Anda keliru. Dari riwayat hidup Miguel de Cervantes, jelas sekali ia adalah satu sosok yang cukup pantas untuk mendapatkan jawaban “BUKAN” atas semua pertanyaan di atas. Ia bukanlah sosok heroik yang ideal, bahkan, mungkin, salah satu sosok brengsek yang jauh dari ideal pencerahan dan moral yang diidam-idamkan oleh kalangan penulis profetik dari jaman ke jaman. Lantas, kenapa karyanya, novel “Don Quixote” itu, justru dipilih menjadi karya sastra terbaik dunia sepanjang sejarah oleh para sastrawan dunia, termasuk oleh mereka yang pernah menerima penghargaan Nobel Sastra?
Mungkin, sekali lagi hanya mungkin, karena Miguel de Cervantes justru adalah sosok yang sangat cocok memenuhi “standar” sebagai orang biasa, orang pinggiran itu, maka ia pun mampu menulis alegori tentang sosok konyol “Don Quixote” yang terobsesi oleh ideal kepahlawanannya sendiri dengan cara menyentuh hati. Mungkin ia tahu lewat pengalaman hidupnya–bukan sekadar dari buku-buku yang dibacanya–bahwa ideal itu (kau bisa menggantinya dengan segala jenis ideal yang kaukejar selama ini) adalah bagian dari ilusi yang mesti disadari. Mungkin ia, seperti Socrates, hanyalah orang “brengsek” biasa yang telah terjaga dari segala macam ideal heroismenya, dan berkata: “Saya tahu bahwa saya memang tidak tahu.” Mungkin, sekali lagi hanya mungkin, karena Miguel de Cervantes menyadari ia hanyalah orang biasa yang tak perlu berpura-pura menjadi nabi hanya untuk menulis sepotong puisi atau sebuah cerita.
*
Pada 16 Januari 1605, jilid pertama Don Quixote, El ingenioso hidalgo Don Quijote de la Mancha karya Miguel de Cervantes, pertama kali diterbitkan di Madrid, Spanyol.
Miguel de Cervantes adalah putra dari seorang ahli bedah yang tuli, ia dilahirkan di dekat kota Madrid pada tahun 1547. Di tahun 1570, de Cervantes menjadi seorang tentara dan terluka parah dalam pertempuran Lepanto. Setelah ditangkap oleh Turki pada tahun 1575, de Cervantes menghabiskan lima tahun di dalam penjara. Dia dibebaskan pada tahun 1580 dan kembali ke rumah. Di tahun-tahun berikutnya, ia mencapai kesuksesan di bidang sastra. Jilid pertama dari cerita tentang seorang tokoh bernama Don Quixote terbit di tahun 1605. De Cervantes meninggal pada tahun 1616.
Hampir sepanjang hidupnya, de Cervantes kesulitan secara finansial. Ayahnya, Rodrigo, tuli sejak lahir, bekerja sebagai seorang dokter bedah. Di masa mudanya, de Cervantes kerap berpindah-pindah rumah beberapa kali, mengikuti keinginan ayahnya demi mencari pekerjaan yang lebih baik.
Sebagai seorang anak, de Cervantes adalah seorang pembaca yang tekun–menurut laporan, kemampuan membaca dan menulisnya diajarkan oleh seorang kerabat. Para ahli masih memperdebatkan apakah de Cervantes mengenyam pendidikan formal atau tidak.
De Cervantes menerbitkan novel pertamanya, La Galatea, pada tahun 1585. Cerita romansa ini gagal meraih perhatian publik. Pada waktu yang sama, de Cervantes mencoba peruntungan di dunia teater (pada masa itu drama adalah bentuk hiburan yang penting di Spanyol, dramawan yang sukses bisa mendapatkan kehidupan yang layak). Sayangnya, de Cervantes tidak mencapai keberuntungan dan ketenaran dengan drama-dramanya.
Pada tahun 1580-an akhir, De Cervantes mulai bekerja pada sebuah armada Spanyol sebagai komisaris. Itu adalah sebuah pekerjaan tanpa upah, yang tugasnya adalah mengumpulkan gandum dari masyarakat pedesaan. Banyak yang tidak ingin memberikan hasil gandumnya, akhirnya de Cervantes dijebloskan ke dalam penjara karena tuduhan salah urus. Selama masa menyedihkan dalam hidupnya ini, dia mulai menulis beberapa karya sastranya yang agung itu.
De Cervantes menerbitkan bagian pertama dari novel Don Quixote pada tahun 1605. Novel ini bercerita tentang seorang pria tua yang begitu terpikat oleh kisah-kisah kesatria pemberani yang mencari petualangan di luar rumahnya.
Pria tua itu percaya bahwa ia adalah salah satu dari kesatria pemberani tersebut. Kemudian ia meyakinkan seorang petani bernama Sancho Panza, untuk menemaninya sebagai pengawal.
Karya ini kemudian menjadi “best seller” di dunia, yang akhirnya diterjemahkan ke dalam lebih dari 60 bahasa berbeda. De Cervantes menerbitkan bagian kedua dari cerita Don Quixote pada tahun 1615.
Kesuksesan novel Don Quixote ini, tidak lantas membuat de Cervantes menjadi kaya secara finansial, pada saat itu, penulis tidak mendapat royalti dari karya-karya mereka. De Cervantes terus menulis setelah keberhasilan Don Quixote, tapi dia gagal menyelesaikan “The Labors of Persiles and Segismunda” sebelum kematiannya. De Cervantes meninggal pada 23 April 1616 di Madrid. Dia dimakamkan di sebuah biara, di makam yang tidak diberi nisan atau tanda apa pun.
Semenjak kematiannya, de Cervantes telah ditetapkan sebagai seorang penulis novel modern pertama. Karyanya telah banyak menginspirasi penulis lain, termasuk Gustave Flaubert, Henry Fielding dan Fyodor Dostoyevsky. Kisah Don Quixote telah diceritakan dalam banyak medium, termasuk dalam sebuah drama musikal bertajuk “The Man of La Mancha” dan dalam sebuah lukisan oleh Pablo Picaso.
De Cervantes menikahi Catalina de Salazar y Palacios tahun 1584. Pasangan ini tetap hidup bersama sampai akhir hidupnya. Mereka tidak memiliki anak, tapi de Cervantes pernah memiliki seorang putri dari hubungan sebelumnya dengan Isabel de Saavedra.
Bersambung ke halaman selanjutnya –>