More

    Sambut Hari Lahir Pancasila, Kader PSI Gelar Donor Darah

    BANDUNG, KabarKampus – Menyambut hari lahir pancasila, DPW Partai Solidaritas Indonesia Jawa Barat menyelenggarakan program “Donor Darah Solidaritas”. Kegiatan di tengah pademi Covid-19 ini pusatkan di kantor Palang Merah Indonesia, Jalan Aceh, Kota Bandung, Senin, (01/06/2020)

    Kegiatan donor darah diikuti oleh kader PSI sekitar Bandung Raya. Kegiatan ini juga dihimbau kepada kader PSI di Jawa Barat.



    - Advertisement -

    Sementara itu menurut ketua DPW PSI Jawa Barat, Furqan AMC, seluruh kader PSI di Jawa Barat dihimbau untuk menyelenggarakan “Donor Darah Solidaritas” di masing-masing kota. Rencananya kegiatan ini akan dilaksanakan secara reguler setiap beberapa bulan sekali. Selain menyehatkan secara fisik, kegiatan donor darah juga bagus untuk menumbuhkan sikap solidaritas kader.

    “Solidaritas sesungguhnya adalah jalan untuk mempraktekkan Pancasila karena sejatinya pancasila itu adalah gotong royong. Dengan solidaritas senasib sepenanggungan, rakyat Indonesia bergotong royong mewujudkan kemerdekaan Indonesia dan juga menginspirasi kemerdekaan bangsa-bangsa Asia Afrika melalui Konferensi Asia Afrika tahun 1955” tegas Furqan AMC yang juga aktivis 98 ini.

    Sebagaimana diketahui Bung Karno pernah menjelaskan bahwa jika Pancasila diperas maka ia akan jadi trisila, yaitu Ketuhanan, Sosio Nasionalisme dan Sosio Demokrasi. Kemudian jika diperasi lagi, ia akan menjadi ekasila yaitu Gotong Royong.

    Sejarah Lahirnya Pancasila



    Pada 1 Juni 1945, di hadapan sidang Dokuritsu Junbi Cosakai atau lebih dikenal dengan Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan, Bung Karno memaparkan konsep dan rumusan awal “Pancasila” sebagai dasar negara Indonesia. Badan ini bersidang dari tanggal 29 mei hingga 1 Juni 1945 di gedung Chuo Sangi In, jalan Pejambon 6 Jakarta yang kalau pada zaman Belanda merupakan gedung Volksraad (Perwakilan Rakyat) bentukan Belanda.

    Pancasila kemudian diterima secara aklamasi oleh BPUPKI yang kemudian ditindaklanjuti dengan pembentukan panitia kecil untuk menyusun Undang-Undang Dasar dengan berpedoman kepada pidato Bung Karno tersebut. 9 orang ditunjuk sebagai panitia perumus, yakni Bung Karno sendiri, Bung Hatta, AA Maramis, Abikoesno Tjokrosoejoso, Abdul Kahar Muzakir, Agus Salim, Achmad Soebardjo, Wahid Hasjim dan M. Yamin.

    Pada sidang PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia) tanggal 18 Agustus 1945, Pancasila disahkan sebagai dasar negara Indonesia merdeka dan dicantumkan dalam Mukadimah Undang-Undang Dasar 1945.

    Mantan ketua BPUPKI Dr. Radjiman Wedyodiningrat ketika memberi pengantar atas dibukukannya pidato Bung Karno tersebut tahun 1947 menulis:

    “Bila kita pelajari dan selidiki sungguh-sungguh ‘Lahirnya Pancasila’ ini, akan ternyata bahwa ini adalah suatu Demokratisch Beginsel, suatu Beginsel yang menjadi dasar Negara kita, yang menjadi Rechtsideologie Negara kita; suatu Beginsel yang telah meresap dan berurat-berakar dalam jiwa Bung Karno, dan yang telah keluar dari jiwanya secara spontan, meskipun sidang ada di bawah penilikan yang keras dari Pemerintah Balatentara Jepang. Memang jiwa yang berhasrat merdeka, tak mungkin dikekang-kekang! Selama fascisme Jepang berkuasa di negeri kita, Democratisch Idee tersebut tak pernah dilepaskan oleh Bung Karno, selalu dipegangnya teguh-teguh dan senantiasa dicarikannya jalan untuk mewujudkannya. Mudah-mudahan “Lahirnya Pancasila” ini dapat dijadikan pedoman oleh nusa dan bangsa kita seluruhnya dalam usaha memperjuangkan dan menyempurnakan Kemerdekaan Negara.

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here