More

    Binus Lebih Siap Kuliah Online

    Covid-19 telah banyak mengubah kehidupan masyarakat, termasuk Pendidikan Tinggi. Salah satunnya kampus Binus University.

    Sejak Febuari 2020 lalu, Binus University diantaranya dengan menerapkan protokol kesehatan dan secara bertahap. Binus memulainya dengan melakukan kegiatan perkuliahan tatap muka dengan online secara 50:50 sebagai upaya mengurangi density di lingkungan kampus.

    - Advertisement -

    Kemudian, ketika korban pandemi Covid-19 makin banyak, Binus pun menerap kuliah online atau learning from home secara penuh. Namun learning from home ini bukan sesuatu yang menganggetkan bagi Binus, karena sebelumnya sebanyak 30 persen program kuliah Binus dilakukan secara online.

    Stephen Wahyudi Santoso, President of BINUS Higher Education, menjelaskan, Binus memang telah integrasikan online learning sebagai bagian dari program perkuliahan dengan prosentase sekitar 30 persen. Sehingga ketika kegiatan belajar mengajar harus dilakukan dari rumah secara online, dari segi teknologi, kapasitas, dan materi mereka sudah lebih siap.

    “Kami tanggal 18 Maret 100 persen sudah learning form home dan work from home. Mungkin kami sedikit lebih mudah, karena sistemnya sudah ada, sehingga lebih siap. Dosen dan mahasiswanya sudah terbiasa,” kata Stephen dalam diskusi “Penyelenggaraan Pendidikan di era New Normal” bersama jurnalis via zoom, Jumat, (03/07/2020).

    Meski demikian, lanjut Stephen, kuliah online memang tidak ideal karena perkuliahan reguler di Binus tidak didesain demikian. Sehingga menyambut metode pembelajaran di era new normal, tidak semua pembelajaran ke depannya akan full online.

    “Kami masih percaya pengalaman belajar di kampus, pengalaman belajar di kelas, interaksi mahasiswa dengan sesama mahasiswa, interaksi mahasiswa dengan dosen masih sangat penting,” terangnya.

    Untuk itu, Binus akan menggunakan kombinasi antara online dengan onsite. Selain itu juga mereka akan terus mengembangkan sistem pembelajaran dan menyesuaikan dengan kondisi pandemi yang hingga saat ini belum dapat diprediksi kapan akan berakhir.

    Hal senada di sampaikan, Prof. Harjanto Prabowo, Rektor Binus University. Bagi Rektor, pendidikan membutuhkan interaksi. Kehadiran pandemi dalam kehidupan masyarakat secara global dikhawatirkan akan mengganggu interaksi sosial.

    Hal tersebut, lanjutnya, karena Binus tidak hanya mengedepankan pola-pola pengajaran, namun juga pengembangan karakter, quality of life, pengalaman hidup mahasiswa.

    “Di satu sisi kami memanfaatkan teknologi untuk mendukung pembelajaran di masa pandemi, namun kami juga tidak akan melupakan interaksi dengan mengedepankan protokol secara ketat sesuai dengan kenormalan baru”, ujar Prof. Harjanto.

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here