———————————-
APENDIKS 1. PEMBUKTIAN AMSAL DARI PEMBALIKAN FUNGSI-FUNGSI KALIMAT PASIF
Sebagai contoh, kita bisa menanyakan fungsi-fungsi kalimat aktif dan pasif di bawah ini guna membuktikan bahwa secara semantik pembalikan fungsi-fungsi kalimat pasif dari kalimat aktif hanyalah “amsal”:
1. Kalimat Aktif: Ibu (S) + membelikan (P) + sepatu baru (O) + untuk adik (K).
2. Kalimat Pasif: Sepatu baru (O) + dibelikan (P) + oleh ibu (S) + untuk adik (K).
A. Pertanyaan-pertanyaan:
1. Pertanyaan perihal subjek (S): Siapa yang melakukan tindakan (subjek), ibu atau sepatu baru atau adik?
2. Pertanyaan perihal predikat (P): Apa tindakan yang dilakukan oleh subjek?
3. Pertanyaan perihal objek (O): Apa hal yang hendak dicapai dari tindakan subjek?
4. Pertanyaan perihal keterangan tujuan (K): Untuk siapa hal dari tindakan subjek itu dilakukan?
B. Jawaban-jawaban yang sama (baik untuk kalimat aktif maupun pasif):
1. Ibu.
2. Membelikan atau dibelikan (di dalam tabel kebenaran operator disjungsi pada logika simbolis: operator “atau” mempunyai nilai benar bila satu atau kedua proposisi atomiknya benar, dan bernilai salah bila kedua proposisi atomiknya salah).
3. Sepatu baru.
4. Adik.
Apa artinya ini? Artinya, fungsi-fungsi dalam kalimat aktif atau pasif tetap sama, meski secara “amsal” sudah dibalik di dalam kalimat pasif. Bila Anda menganggap bahwa fungsi-fungsi itu berbeda, maka sesungguhnya Anda telah mengalami sesat pikir (logical fallacy) metaforis di dalam logika. Dan perlu Anda ketahui bahwa ilmu linguistik modern sesungguhnya adalah perluasan dari ilmu logika modern (logika simbolis). Sebagai perluasan ilmu logika, maka ilmu linguistik tak mungkin menyangkal prinsip-prinsip utama dari logika (baik logika klasik maupun modern).
———————————————————————-
Esai © Ahmad Yulden Erwin, 28 Agustus 2018